Hanya Ada Di Labschool

5 Hari Bersama-sama

                Pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2011, sekolah ku mengadakan sebuah persiapan untuk melakukan kegiatan yang diwajibkan bagi seluruh siswa Labschool yang belum mengikutinya, yaitu TO. To atau trip observasi ini dilakukan agar membentuk karakter siswa yang lebih baik. Pada hari-hari persiapan TO atau yang disebut dengan pra-TO, kami angkatan dasecakra diwajibkan untuk memangkas habis rambut kami alias botak. Ya, botak, agar terlihat sama rata dan lebih gagah. Kami diajarkan untuk menyalakan kompor minyak, mengecat tongkat, baris berbaris, dan menjaga kesatuan di dalam kelompok. Dua hari tidaklah cukup untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan TO, tetapi dengan semangat juang yang tinggi kami yakin dapat melaluinya dengan baik.
                Saya sendiri adalah ketua kelompok O Ina Ni Keke. Kelompok ini beranggotakan z orang, 3 laki-laki dan 4 perempuan. Saya juga dibantu oleh kakak-kakak pendamping yaitu wisnu dan adia. Mereka banyak membantu anggota saya dan juga saya saat pelaksanaan pra-TO. Mereka juga membantu mempersiapkan pensi kami yang berjudul benteng takeshi yang akhirnya lolos dan bakal tampil saat berada di lokasi TO. Memang saat pra-TO kami bukan kelompok yang terbaik, akan tetapi kami akan memberikan yang terbaik saat TO nanti.
                Hari yang ditunggu-tunggu pun datang. Pada tanggal 20 oktober 2011, kami kumpul di sekolah dan melaksanakan apel pembukaan TO di hall sekolah. Pada saat itu saya lupa untuk membawa name tag yang bisa-bisa menjadi bencana bagi kelompok saya, untungnya ibu saya sangat-sangat membantu dengan menitipkannya kepada seseorang saat itu. Setelah melaksanakan apel, kami langsung bergegas menuju bis masing-masing dan saling berpamitan dengan orang tua masing-masing siswa. Sesampai di bis saya tidak lupa untuk mengecek perlengkapan dan anggota kelompok saya apakah sudah lengkap atau belum.
                Di perjalanan, kami dikawal oleh mobil patrol sehingga membuat perjalanan terasa lebih lancar. Saya juga memakan snack yang saya punya dan bermain gitar bersama teman. Gitar memang satu-satunya penghibur saat itu, dikarenakan semua siswa TO tidak diperbolehkan untuk membawa barang-barang elektronik dalam bentuk apapun. Perjalan dari Jakarta ke Purwakarta cukup memakan waktu yang lama, yaitu sekitar 3 jam-an. Sesampainya disana, bis ternyata tidak menurunkan kami di lokasi kampong yang akan kami tinggal. Jadi, kami satu angkatan berjalan menelusuri bukit dan rerimbunan pohon untuk sampai ke desa itu. Kami juga melewati pematang-pematang sawah. Sesampainya di sebuah lapangan yang disitu sudah berkumul banyak warga desa dan juga para petinggi desa dan kami langsung dipersilahkan untuk berbaris dalam rangka mengadakan apel, lagi. Saat apel, kami juga disuguhi alunan musik dari lesung yang dimainkan oleh para ibu dari kampung Parakan Ceuri. Disitu juga kelompok kami beserta kelompok-kelompok lainnya dipertemukan oleh orang tua asuh, orang tua asuh kelompok kami bernama bu Enak.
               

Bu enak dengan senang hati membawa kami sekelompok ke rumah. Di rumahnya sudah disajikan beberapa makanan kecil khas kampung Parakan Ceuri dan juga segelas air putih, sekedar untuk melepas lapar dan dahaga. Kami juga mengobrol tentang kehidupan di kampung ini dan pekerjaan dari orang tua asuh kami. Baru saja 5 menit istirahat, kami sudah dipanggil oleh kakak-kakak osis kami untuk mengambil barang seperti koper dan tas untuk diambil di parkiran yang letaknya agak jauh dari rumah kediaman kelompok kami. Ya, mau tidak mau saya dan anggota saya saling bahu membahu mengangkat koper-koper yang kami bawa. Akhirnya setelah mengangkat barang-barang bawaan kami, kami semua dapat beristirahat sampai jam 3 sore untuk melaksanakan penelitian.
Kelompok kami mendapat tugas untuk meneliti perbedaan morfologi antara teh hijau dan teh hitam. Saya bersama kedua teman saya mendapat giliran untuk melakukan penelitian ini. Hasil penelitian kami cukup bagus walaupun tidak bisa menjadi juara. Keesokan harinya, saya bersama beberapa orang teman saya yang belum mendapat giliran kerja, turun kesawah untuk melaksanakan kegiatan Peduli Kegiatan Desa. Kami diajarkan oleh petani disana cara membajak sawah, memanen padi menggunakan arit, menggebrak padi, dan juga mengeringkan padi-padi yang nantinya dikirim ke pabrik. Saat kegiatan PKD ini selesai, kami sekelompok disuruh membuat semacam komik dari serangkaian kegiatan-kegiatan kami saat PKD berlangsung. Kelompok saya membuatnya dengan cukup bagus tapi sayang lagi-lagi kami tidak menjadi juara. Dikarenakan kami belom juara sama sekali, kami diharuskan untuk bangun lebih pagi keesokan harinya untuk men-take tempat terawal untuk melaksanakan penjelajahan. Kami mendapat urutan awal sehingga kami dapat beristirahat lebih lama dari kelompok yang lain nantinya. Saat penjelajahan, kami melalui beberapa pos yang di setiap pos diadakan semacam test pengembangan diri. Walaupun kami rada kewalahan, dengan semangat kami bisa melewati itu semua dan sampai ke rumah dengan dalam keadaan utuh. Saat sampai dirumah kami langsung bersih-bersih karena maklum, baju kami bersatu padu dengan lumpur di pos BN tadi. Setelah itu, kami lanjut dengan makan siang dan istirahat di rumah. Saat malam harinya, kami mengadakan acara api unggun yang sangat meriah. Banyak orang tampil di panggung termasuk kelompok kami yang menampilkan pensi benteng takeshi. ‘’ kini api unggun menyala diantara kita menjadikan kebersamaan’’, begitulah kutpin lagu yang kami nyanyikan saat itu.
Hari-hari TO pun berakhir. Kami semua berpamitan pada warga desa khususnya orang tua asuh kami masing-masing dan pergi kembali ke kota. Sungguh pengalaman yang sangat berkesan.





0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © 2010 Historical X For Labsky, All Rights Reserved. Design by DZignine