Di bulan .... aku dan semua murid-murid angkatan 11 menjalani program pertama kami yaitu MOS (Masa Orientasi Siswa). Hari pertama masuk kami di bagi menjadi beberapa kelompok. Aku mendapat kelompok terakhir. Setelah di bagi, kami saling berkenalan terlebih dahulu. Karena kelompok aku hanya sedikit murid yang berasal dari Labschool, jadi tidak terlalu banyak bercanda. Acara selanjutnya adalah bermain beberapa permainan sederhana yang dibuat oleh kakak-kakak osis. Dalam permainan itu juga membuat kami semua saling berkenalan. Setelah permainan usai, kakak osis memberikan pengarahan tentang apa saja yang harus kami bawa untuk besok seperti, makanan, baju, jadwal-jadwal acara, bentuk nametag, dll. Hari berikutnya sebenarnya tidak ada jadwal untuk acara MOS, tetapi kelompok aku berkumpul di sekolah untuk membuat nametag bersama. Hari itu kami habiskan waktu sangat banyak dari pagi sampai sore hari. Walau nametag itu tidak seberapa di bandingkan nametag untuk acara seperti TO, tapi tetap saja itu cukup sulit untuk kami. Aku merasa lebih mengenal satu dengan yang lain sejak saat itu.
Hari MOS yang sebenarnya pun tiba. Banyak sekali acara yang kami lakukan, dari permainan-permainan, pemberian materi, makan komando, dll. Acara yang paling membuat saya ingat adalah acara makan komando. Karena pada saat jam makan siang datang, kami mulai mengeluarkan makanan-makanan yang kami bawa dari rumah sesuai dengan teka-teki yang di berikan oleh kakak osisnya. Jika ada anak yang tidak membawa makanan sesuai dengan apa yang di minta, maka di tidak hanya orang tersebut saja yang di kenakan sangsi. Sebenarnya ini bertujuan untuk membuat angkatan kita lebih solid dan menghilangkan rasa/pikiran tidak peduli kepada temannya yang belum mengetahui informasi yang tepat. Hal itu terbukti dari saat hari ke-2 angkatan 11 tidak membawa makanan yang tepat untuk di bawa. Awalnya kami menduga akan dimarahi. Ternyata jawaban kakak-kakak osisnya cukup melegakan, kami di maafkan begitu saja tanpa di marahi samasekali. Sejak itulah saya mengetahui maksud di berikannya teka-teki. Setelah mengeluarkan makanan, kami harus duduk rapih dan menunggu aba-aba untuk makan. Selama belum ada aba-aba, kami tidak di perbolehkan untuk makan. Aba-aba di munculkan dan kami di beri sekitar 5-10 menit untuk menghabiskan makanan. Hal yang membuat kami semua makan dengan sangat cepat adalah hitungan 10 yang di berikan oleh kakak osisnya. Makna sebenarnya dari makan komando ini adalah kecepatan dan solidaritas. Kami diharuskan membantu teman kami yang sudah tidak dapat makan lebih banyak lagi, dan kalau sampai makanan kita (sampai buah-buahannya) habis duluan sebelum yang lain habis, maka kita akan terkena sangsi karena keegoisan kita.
Makna yang saya ambil dari MOS ini adalah solidaritas yang harus di utamakan. Kita juga harus memikirkan teman-teman kita walau kita sendiri dalam keadaan tertekan. Tidak boleh ada ke-egoisan di angkatan kita. Makna lainnya adalah kedisiplinan saat berbaris, makan, dll. tepat waktu, bergerak cepat, dan tidak berlama-lama terutama saat berpindah tempat saat acara karena akan banyak memakan waktu. Terakhir adalah belajar untuk tetap berfikir jernih walau dalam keadaan yang menegangkan.
Di bulan Agustus, sekolah Labschool Kebayoran mengadakan program Pesantren Kilat. Diadakannya acara ini karena di bulan Agustus ini kita semua umat Islam sedang melaksanakan puasa di bulan suci Ramadhan. Kami nginap di sekolah selama 2 malam 3 hari.
Seperti biasa, di awal acara kami di bagi menjadi banyak kelompok (saya lupa berapa jumlahnya) lalu kami menaruh tas-tas di kelas yang sudah di tentukan untuk kelompok itu. setelah pembagian kelompok dan beres-beres, kami semua di beri materi tentang pesantren ini. Kultum-pun di mulai dan kami semua mendengarkan kultum itu dari Siang sampai sore hari. Sebagian besar dari materi yang diberikan adalah tentang pembentukan karakter kita. Hal ini bermaksud agar anak-anak Labshcool Kebayoran tidak terpengaruh oleh pergaulan yang negatif dari luar. Contoh dari pergaulan yang negatif tersebut sangatlah banyak, dan mudah juga di temui di luar sana seperti tawuran, melawan orang tua, mencuri, dll. Materi lain adalah seperti meyakinkan kepada kita bahwa tuhan benar-benar ada. Sebenarnya di diri saya sendiri juga banyak pertanyaan tentang itu, dan banyak dari pertanyaan-pertanyaan itu terjawabkan di kultum tersebut. Materi ini juga sangat berpengaruh dengan materi selanjutnya yaitu tentang solat, karena di dalam solat kita harus benar-benar khusyu mengerjakannya. Syarat agar kita benar-benar bisa khusyuk adalah yakin dengan apa yang kita sedang kerjakan. Dengan keyakinan itu, maka tidak ada keraguan sama sekali dalam hati kita dan tentu kita akan lebih fokus menyembah-Nya.
Di tengah-tengah kultum, sering juga di selipkan permainan-permainan yang menghibur agar kita segar kembali, karena jika tidak di selipkan permainan-permainan maka akan banyak anak yang jenuh dan akhirnya akan membuat mereka tidak fokus atau bahkan tertidur. Jika Sore hari telah tiba, kita biasanya mengisi waktu untuk menunggu berbuka puasa dengan mengaji. Buka puasa biasanya kita pertama-tama berbuka dengan kolak dan teh, atau makanan ringan lainnya. Setelah berbuka, kita semua menuju ke masjid dengan segera untuk menjalankan ibadah solat maghrib. Kami pun segera berbaris di plaza untuk makan makanan berat setelah solat maghrib di laksanakan. Seperti biasa, demi kedisplinan maka sebelum makan, kita di siapakan terlebih dahulu dan berdoa berasama. Walau saat pesantren kilat kakak osis yang menjabat sebagai BN tidak terlalu galak seperti di MOS, tetapi tetap saja sempat memarahi kami karena saat minum kami dalam keadaan berdiri. Makan malam pun tiba, dan itu adalah acara yang sangat menyenangkan. Makan malam usai dan seperti biasanya kami menuju ke aula atas untuk mendengarkan materi kultum selanjutnya.
Materi sudah selesai dan waktu juga sudah malam, maka kami semua jalan bersama kelompok-kelompok kami ke kelas masing-masing. Kelas yang biasa kami pakai untuk belajar, sekarang dipakai untuk tidur. Semua meja di pinggirkan dan menjadi tempat tas-tas. Tidur bersama sangat menyenangkan. Sebelum tidur terkadang kami bercanda-bercanda dulu, ngobrol-ngobrol, dll. Disinilah titik dimana kita bisa lebih dekat dengan teman-teman kita yang berbeda kelas.
hari selanjutnya kita mengadakan saur bersama. Tidak jauh berbeda dengan saat berbuka puasa. Yang berbeda adalah suasana ngantuk, dan urutan acara (makan terlebih dahulu lalu solat). Kami makan sahur bersama di plaza dengan rasa kantuk yang tidak terlalu besar, tetapi akan menjadi sangat ngantuk saat setelah melakukan solat subuh. setelah makan sahur, kami menuju masjid dan melakukan solat subuh. Kami mengaji setelah itu, dan seperti yang di katakan tadi yaitu rasa ngantuk yang sangat besar melanda kami semua. Terkadang ada yang tertidur saat sedang membaca Al-Quran, ada juga yang tidak membaca sama sekali karena ia tertidur duluan sebelum sempat membaca Al-Quran. Melihat hal itu kamipun di berikan waktu untuk tidur sesaat. Sekitar jam 6 kami di beri waktu untuk bersih-bersih. Tidak semua anak bersih-bersih, terkadang mereka bersih-bersih di sore hari dan mempergunakan waktu bersih pagi-nya untuk melanjutkan tidurnya. Setelah itu kami melanjutkan jadwal acara seperti yang sudah di jadwalkan.
Hari ke-2 ini, memiliki kejutan yang cukup seru untuk kami. Di malam hari, seperti biasa kami di beri kultum tentang agama. Tetapi kali ini ada yang berbeda, yaitu renungan malam. Di renungan ini kami di beri pencerahan. Di sini kami di buat untuk membuka mata dan hati tentang apa saja yang telah orang tua kita perbuat kepada kita. Hal itu berhasil menyentuh hati kami, bahkan sampai banyak yang meneteskan air mata. Tapi, tidak hanya sampai situ, kami juga di panggil per-kelompok untuk baris di luar aula. Kami di suruh baris dan mata kami di tutup oleh kain. Karena memang kondisinya sudah sangat gelap (lampu sepertinya sengaja di matikan) jadi saya hampir tdk dapat melihat apapun. Kami di tuntun untuk jalan entah kemana. Setelah sampai tujuan, kami di perintahkan untuk duduk. Setelah lama duduk, lampu pun di nyalakan dan kita diperbolehkan untuk melepas kain yang menutup mata kami. Kita semua sangat terkejut! Ternyata saat kami membuka mata, kami melihat orangtua kami sedang duduk di kursi tepat di depan kita. Semua anak memeluk orangtua-nya sambil menangis. Itulah titik puncak acara ini.
Makna dari pesantren kilat ini sangat banyak. Dari pelajaran-pelajaran tentang agama, sampai pelajaran dalam kehidupan nyata yang sangat berguna bagi kita semua.
Sekarang sampailah kita di bulan Oktober. “Bulan yang sangat tidak di nanti karena awalnya, tetapi sangat tak terlupakan karena akhirnya”. Itulah bulan dimana terdapat program yang hanya ada di Labshcool!
Pra-TO adalah program awal dari program TO. Di sini kita sangat-sangat di latih mental, fisik, ketekunan, kedisiplinan, pengetahuan, kreatifitas, dan banyak lagi. Pra-TO adalah program yang penuh dengan siksaan, karena saat itu kita memiliki banyak tugas dari tugas yang sangat menguras tenaga sampai yang memeras otak. Tugas pertama yang sangat menguras tenaga adalah mewarnai tongkat. Hari pertama kita harus mengamplas tongkat yang terbuat dari bambu itu. Tongkat bambu ini harus di amplas terlebih dahulu karena bambu memiliki bulu-bulu halus di ujung-ujung ruasnya. Jika bulu-bulu itu terkena tangan, kita akan merasa gatal-gatal. Setelah meng-amplas, kita mewarnai warna putih terlebih dahulu. Setelah warna putih warna biru dan warna-warna dasar terlebih dahulu. Setelah itu di hari kedua barulah kita mewarnainya dengan warna lainnya dengan pola-pola tertentu. Di waktu yang bersamaan, kita juga harus mengerjakan tugas lain yaitu, membuat nametag. Saya memilih mewarnai tongkat di bandingkan dengan membuat nametag, karena saya memang kurang bagus dan kurang berminat dalam hal yang membutuhkan keterampilan tangan. Lebih tepatnya hal itu bukanlah bidang saya. Pembuatan nametag juga tidak kalah susahnya dibanding membuat tongkat. Apabila membuat tongkat membutuhkan fisik yang kuat, maka tidak di pembuatan nametag. Di sini yang di butuhkan adalah ketelitian, keterampilan tangan, dan ketekunan. Mengapa? Karena nametag yang di buat cukup sulit dan banyak detail yang tidak boleh terlewatkan. Apabila ada yang terlewatkan maka kita harus membetulkannya. Masalahnya adalah, nametag di cek benar/salah saat nametag tersebut sudah di laminating, jadi kita harus membuka laminating tersebut dan melaminating ulang lagi. Dan tugas ke-3 yang memeras otak adalah tugas “PDP dan PKD sementara” yang harus di kerjakan. PDP adalah membuat display/presentasi tentang suatu tema yang sudah di tentukan. Sementara PKD sementara adalah suatu “simulasi” tentang me-wawancarai + membantu orang tua asuh kita. Setelah mewawancarai itu, kita harus membuat proposalnya.
Itu adalah 3 hal utama yang memeras segalanya. Hal sampingan lain yang seru adalah seperti acara makan komando, acara dimarah-marahi di hall (bisa di liat di gambar), dan siaga tongkat. Siaga tongkat adalah acara dimana kita berdiri di lapangan hijau dengan posisi istirahat sambil memegang tongkat kita. Secara tiba-tiba, kakak osis akan merebut tongkat kita. Kita harus merebutnya kembali, tetapi dengan cara berdebat. Tidak masalah jika anda tdk berhasil mendapatkannya karena jika waktu habis, maka tongkat akan di kembalikan. Ada juga hal yang sangat membuat tali solidaritas angkatan 11 bertambah yaitu di sahkannya 3 ketua angkatan dan nama angkatan. “Dasa Eka Cakra Bhayangkara”
Makna dari Pra-TO adalah kita harus bisa berkerja sama membuat sistem sedemikian rupa agar 3 tugas utama itu jadi tepat waktu, karena jika kita tidak membuat sistem yang baik maka tidak mungkin kita dapat menyelesaikan semua tugas itu. Dan inti dari semuanya adalah solidaritas angkatan yang harus di jaga dengan baik.
TO pun datang, inilah program yang sangat di tunggu-tunggu. Program utama dan paling menyenangkan. Di TO ini, kita akan pergi ke desa Parakan Ceuri dan hidup bersama di sana selama 5 hari. TO ini di laksanakan tanggal 20-24 Oktober 2011.
Beberapa hari sebelumnya, kami menyapkan barang-barang seperti alat masak, makanan, pakaian, dan perabotan lainnya yang akan di gunakan di sana. Barang-barang ini di berangkatkan duluan karena sangat banyak barang yang di bawa.
Kamis, 20 Oktober2011. Kami angkatan 11 berangkat menuju Parakan Ceuri dengan bis yang tanpa AC. Tapi tidak masalah bagi saya karena saya sangat mengantuk dan saya tertidur sekitar 2/3 dari perjalanan :D setelah sampai di tujuan kami turun dari bus. Ternyata tempat kita turun bukanlah tempat tujuan yang sebenarnya, karena kita masih harus berjalan melalui persawahan yang sangat indah. Walau tempat tujuannya jauh dan melelahkan, tidak terasa karena terbayarkan oleh pemandangan dan udara yang sejuk. Benar-benar pemandangan yang hampir tidak mungkin di dapatkan di Jakarta.
Setelah di tempat tujuan kita berbaris dan menunggu kelopok-kelompok lain datang. Ternyata kami adalah kelompok pertama yang sampai di tempat tujuan. Setelah semua kelompok berkumpul, kami di kenalkan oleh orang tua asuh kami masing-masing. Orang tuah asuh saya adalah seorang buruh bangunan yang berkerja di proyek-proyek, tetapi terkadang ia juga bertani di desanya. Saat pertama bertemu, kami di arahkan olehnya ke rumahnya. Rumahnya cukup bagus bagi kami. Sangat nyaman dan mendapat pemandangan yang bagus. Hari itu kami berbincang-bincang di rumah dan melanjutkan dengan mengerjakan tugas PDP. Orang yang bertugas mencari data, dan yang lainnya memasak, dan ada juga yang sedikit-sedikit mengerjakan tugas PKD.
Malam hari tiba, dan saya tidur jam 10 malam. Shift jaga vendel yang pertama adalah perempuan sampai jam 12.00 malam. Shift ke 2 adalah 2 laki-laki. Sampai jam 1.30 malam. Setelah itu barulah bagian saya yang berjaga. Saat berjaga kita harus sedia dengan senter, karena suatu saat osis akan datang dan memberi aba-aba berupa cahaya senter yang di beri warna dengan plastik berwarna. Kita juga harus membalas dengan urutan warna yang tepat juga.
Hari ke- 2 dan ke-3 kegiatannya hampir sama. Di pagi harinya di awali dengan solat subuh berjamaah, lalu berolahraga. Perbedaannya adalah di hari ke-2 kita lari pagi. Laripaginya sangatlah melelahkan. Tanjakan di sana sangatlah curam dan turunannya pun begitu. Jaraknya pun cukup jauh, dan di ujung jalan, kami melakukan hal yang biasa di lakukan tiap lari pagi, yaitu pushup bersama. Hari ke-3 olahraganya adalah senam pagi yang di pimpin oleh kopasus. Cukup sial saya di hari itu, karena saya terjatuh saat melompat karena menginjak tongkat saya sendiri yang di tidurkan di bawah. Setelah olah raga, kami mengerjakan tugas-tugas kami. Hari itu juga kami melakukan tugas PKD yaitu membantu sekaligus mewawancarai orang tua asuh saya. Di sawah, kami belajar mencangkul, membajak sawah, dll. Setelah itu, di malam harinya sebelum tidur kami semua (kecuali satu orang jaga rumah) menonton pentas seni di lapangan. Setelah nonton, kita semua tidur dan jaga vendel pada hari ke-2. Untuk hari ke-3 sudah tidak ada jaga vendel lagi.
Keesokan harinya (hari ke-4) kita cepat-cepat berkumpul di lapangan untuk mendapat giliran penjelajahan pertama, tertapi saat sampai di lapangan ternyata kami masih kurang cepat. Untunglah tidak terlalu jauh urutannya. Penjelajahan sangatlah mengasyika, melelahkan, lucu, dan menegangkan. Di penjelajahan memang tidak terlupakan, apalagi pemandangannya yang sangat indah di saat saya berada di kebun teh. Setiap pos mempunyai cerita unik sendiri yang dialami. Setelah penjelajahan, kami bersih-bersih, dan istirahat sampai sore hari.
Di malam hari, adalah titik puncak acara ini. Yaitu api unggun. Sebelum api unggun, ada acara pensi-pensi kelompok yang belum di tampilkan. Setelah itu, mulailah kita pada acara intinya. Saat api unggun menyala, sangat terasa kebersamaannya. Ditambah lagi dengan lagu-lagu TO yang pas sekali liriknya dengan perasaan kita semua pada saat itu. Benar-benar sesuatu yang tidak dapat di lupakan dan sulit untuk di ucapkan dengan kata-kata.
5 hari sangat tidak terasa, di pagi hari seperti biasa solat subuh berjamaah. Setelah itu, kami bersiap-siap untuk balik ke Jakarta. Kami berpamitan dengan orang tua asuh di sana dan sangat berterima kasih karena sudah di pinjamkan tempat tinggal dan di asuh dengan baik di sana. Sebelum pulang, kita sekeluarga foto bersama dulu di depan rumahnya. Saat itu kami sangat sedih karena akan berpisah, dan juga karena kita tidak dapat melihat alam dan suasana seperti disana.
Makna dari TO adalah, ada suatu kekuatan yang dapat menghasilkan sebuah kedisiplinan, keuletan, dan kekuatan. itu datang dari sebuah cinta yang sangat kuat. Cinta yang terbentuk karena adanya rasa solidaritas dan kebersamaan yang tinggi. Tanpa kebersamaan, maka tidak akan ada kesatuan pikiran dan kesatuan hati. kebersamaan kita adalah segalanya. Maka itu, jagalah kebersamaan itu agar terus utuh di hati kita. Kebersamaan harus terukir di nama “Dasa Eka Cakra Bhayangkara”
0 comments:
Post a Comment