Mengapa?
Dalam kegiatan ini, seperti namanya - Trip, kami siswa/i kelas X angkatan 11 Dasa Eka Cakra Bayangkara SMA Labschool Kebayoran diharuskan pergi ke sebuah desa yang bernama Parakan Ceuri. Di desa itu, kami menginap selama 5 hari 4 malam dengan orangtua asuh dan keluarganya, serta dengan teman-teman seangkatan yang bahkan mungkin namanya belum pernah kami dengar sama sekali. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan saya termasuk di kelompok 26 bersama Raqa, Nabil, Sekar, Nadhira, Adam, dan Melati. Pendamping kelompok kami adalah kak Dimitri Alvin Wirdowerdojo atau lebih akrab dipanggil kak DM3, dengan pembimbingnya adalah ibu Khairiyah atau lebih akrab dipanggil ibu Riri.
Hari pertama, tanggal 20 Oktober 2011.
Kami membuat barisan perkelompok di hall sambil membawa perabotan yang masih belum kami masukkan ke tas besar. Tas besar berisi perabotan lenong yang didalamnya terdapat barang-barang yang kami perlukan selama 5 hari disana sudah terlebih dahulu diberangkatkan ke tujuan satu haru sebelumnya. Oh iya, sebelum TO ada sebuah kegiatan persiapan TO yang bernama Pra-TO. Dalam kegiatan tersebut kami diberi materi-materi perbekalan dan diharuskan mengecat tongkat sesuai dengan contoh yang diberi oleh kakak-kakak OSIS sie. kesenian sejumlah anggota kelompok. Lanjut ke hari pertama, kami memegang tongkat sambil berbaris di hall. Dimulailah acara apel pagi sebelum berangkat. Semua siswa/i tentunya merasa tegang karena harus berpisah dengan orangtua dan kehidupan kota. Setelah apel, kami berpamitan kepada orangtua yang datang dan guru-guru yang tidak ikut TO. Kami berjalan menuju bus yang sudah ditentukan lalu berangkatlah kami. Bismillah.
Sesampainya disana, kami disambut dengan baik oleh para warga kampung Parakan Ceuri. Kami berbaris lagi dan menjalankan serah terima anak dari guru-guru kepada orangtua asuh kami. Saya dan kelompok saya mempunyai orangtua asuh bernama pak Dede dan ibu Didha. Pertama masuk rumah mereka, tanggapan saya adalah rumah itu sangat luas, bagus, asri dan juga bersih. Saya sangat senang dan berkuranglah rasa ketegangan saya. Setelah berkenalan dengan seluruh anggota keluarga asuh, yaitu kakek Udi, pak Dede, ibu Didha, Hasyim (anak) dan Iksan (anak ke 2). Pertamanya kami semua kaget karena pada saat pemberian materi tentang keluarga asuh, dituliskan bahwa kami akan berada di dalam keluarga asuh beranak 1. Namun sesampainya disana ada 2 anak. Ternyata, anak ke-2 pasangan ibu Didha dan bapak Dede baru saja lahir 12 hari sebelum kami datang. Hasyim dan Iksan sangat lucu. Awalnya, kami sangat sulit beradaptasi dengan keluarga itu terutama dengan Hasyim karena ia cenderung pendiam dan hanya dapat berkomunikasi dengan bahasa Sunda. Tetapi pada akhirnya kami dapat mengimbangi bahasa Hasyim dan dapat membuat Hasyim bicara. Malam pun tiba, semua orang di rumah lelah. Kami ber 7 + Ibu Riri dan kak Dimitri, segera mengambil posisi untuk tidur.
Hari kedua, 21 Oktober 2011
Pada hari ini, kami diberikan tugas untuk membuat PDP dan PKD yaitu sebuah display. Sayangnya kelompok kami tidak lolos audisi. Pada hari itu kami hanya membereskan rumah, memasak, menyapu, menyuci piring, menonton pentas seni pada malam harinya. Siang hari, seharusnya kami memberikan surat cinta kepada salah satu kakak OSIS. Namun saya tidak memberikan karena belum mempunyai keberanian. Saya hanya menemani beberapa teman saya untuk menemui kakak-kakak OSIS yang dituju. Pada hari kedua ini, kami merasa tambah nyaman di Parakan Ceuri karena suasana alamnya yang masih sangat terasa dan cuacanya yang baik. Kami bertamu ke rumah-rumah kelompok lain dan menjelajahi desa tersebut dengan hati riang. Tiap pagi, kami diharuskan untuk mengikuti olahraga pagi. Bisa lari, senam, volley dan lain-lain. Kami berlari jauh sekali dan itu sangatlah melelahkan. Naik, turun, belok kanan, belok kiri. Rasanya sudah ingin pulang saja. Pada malam hari, saya dan rekan kelompok saya yang bernama Sekar, mendapat giliran untuk menjaga vendel. Jaga vendel adalah sebuah kegiatan dimana seluruh kelompok harus membuat obor dari tongkat dan mengikuti rangkaian games dari kakak-kakak OSIS pada tengah malam. Game ini sangat seru dan juga menegangkan. Saya dan Sekar dapat melewati game ini dengan baik, begitu pula malam sebelumnya. Kami sangat senang bercampur lelah menunggu kakak-kakak OSIS yang tak kunjung datang. Sebelumnya kami telah latihan game dengan tetangga sebelah kami yaitu kelompok 25. Malam itu, kelompok sebelah vendelnya dijaga oleh Alsa dan temannya. Setelah selesai game saya dan Sekar membangunkan 2 teman lain untuk menggantikan dan segera pergi tidur.
Keluarga Asuh
Keluarga yang rumahnya kami tumpangi, merupakan keluarga yang sederhana. Mereka memiliki alat-alat elektronik yang bagus, tetapi tetap menggunakan alat-alat tradisional pula. Pak Udi, ayah dari ibu asuh kami, tidak mau memakan apapun yang dimasak dengan menggunakan kompor gas. Alasannya, ia ingin melestarikan tungku, sebuah alat masak tradisional, di kawasan Parakan Ceuri. Beliau tidak anti teknologi, beliau tetap suka menonton televisi, tetapi beliau tidak suka secara berlebihan. Pak Udi adalah seorang pedagang serabutan. Ia menjual apa saja yang sedang ingin dia jual, atau sedang banyak permintaannya. Misalnya, menjual beras, kue basah, dan lain-lain. Pak Udi sudah berumur >60 tahun tetapi ia masih terlihat sangat segar dan sehat walaupun menggunakan bantuan alat hearing aid untuk mendengar. Pak Udi lebih sering jalan-jalan menjelajahi desa dan bertamu ke tetangga daripada diam di rumah menonton televisi. Beda dengan Hasyim, cucunya yang masih berumur 5 tahun. Ia terkesan pendiam pada awalnya namun ketika kita sudah kenal, ia sangat periang dan senang berbicara. Ultraman, Shaun the Sheep dan Oscar adalah kartun favorit Hasyim. Hasyim sangat senang menonton televisi, berbelanja, dan menggambar. Ia senang sekali waktu Sekar, salah satu teman kelompok saya, memberinya pensil warna dan krayon baru. Ia menempelkan semua gambar-gambar hasil karyanya di seluruh penjuru dinding rumahnya. Ia juga gemar bermain dengan tetangganya yang juga merupakan saudara sepupunya di sekitar sungai. Pernah suatu hari ia pulang dari bermain dan sekujur tubuhnya sudah basah kuyup akibat tercebur sungai. Ibu Didha tidak bekerja, karena ia masih menyusui anak keduanya yaitu Iksan. Ibu Didha sering membantu kami memasak. Hobinya adalah bersantai dirumah sambil menemani anaknya. Selama kami disana, beliau tidak pernah memarahi anaknya sekalipun. Beliau sangat bijaksana dan senang tersenyum. Pak Dede, bapak asuh kami, merupakan pemilik sawah sebesar kurang lebih 7000 hektar. Ia juga bertani di sawahnya sendiri. Ia senang sekali ketika kami berkunjung ke sawahnya. Itulah cerita tentang keluarga asuh saya pada saat saya mengikuti kegiatan Trip Observasi tahun 2011 dengan angkatan saya.
Hari ketiga, 22 Oktober 2011
Pada hari ketiga, kami melakukan kegiatan seperti biasa. Kami bangun pagi-pagi, berolahraga bersama teman-teman seangkatan, kakak-kakak OSIS dan MPK, dan beberapa guru. Saya dan teman-teman mandi pagi dan sarapan setelahnya. Kami membersihkan rumah, membereskan barang-barang, dan saling bertukar cerita. Kami merasa sangaaaaaaaaaaaaaattt amat rindu dengan keadaan kota, namun juga sudah merasa lumayan nyaman di desa Parakan Ceuri ini. Rasanya dilema, ingin pulang tetapi masih harus melaksanakan kegiatan selama 2 hari lagi. Kami mulai pandai memasak secara amatir, pandai menyapu, dan mengurus adik-adik asuh kami. Pada hari ketiga kami tidur cepat karena esok hari pagi-pagi sekali 6 dari 7 anggota kelompok kami harus berangkat untuk kegiatan yang paling seru dalam Trip Observasi; Penjelajahan. Sayang sekali saya tidak ikut karena tidak lolos medical check up.
Acara puncak yang paling saya senangi adalah ketika malam api unggun. Malam api unggun tidak bisa saya deskripsikan, harus dialami sendiri untuk merasakan serunya. Esok harinya kami pun pulang. Saya sangat senang dapat mengalami pengalaman seperti ini. Indah TO tahun ini masa yang terindah :)
Foto-foto Kenangan Trip Observasi 2011
Terimakasih kakak-kakak OSIS MPK, Guru-guru dan Panitia, Keluarga Asuh dan tentunya Teman-teman Dasa Eka Cakra Bayangkara. <3
0 comments:
Post a Comment