Setiap sekolah pasti punya banyak kegiatan dan acara. Baik TK, SD, SMP, maupun SMA. Kegiatan-kegiatan atau acara-acara yang diselenggarakan setiap sekolah pasti mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Di essay ini, saya akan mejelaskan dan menceritakan kegiatan-kegiatan atau acara-acara yang tidak dapat di temui di tempat lain kecuali sekolah-sekolah Labschool.
Sejak awal saya masuk ke SMA Labschool Kebayoran, saya sering mendengar orang berbicara tentang TO atau Trip Observasi. Trip Observasi merupakan kegiatan pembinaan kesiswaan yang senantiasa merujuk motto Labschool yaitu Iman, Ilmu, Amal. Trip Observasi merupakan kegiatan wajib bagi siswa SMA Labsky. TO di Labsky telah berlangsung 10 kali dengan memilih lokasi di daerah pedesaan. Trip Observasi dilaksanakan setiap tahun dan diikuti oleh satu angkatan dengan tambahan beberapa siswa kelas 11 atau 12 setiap tahunnya. TO tahun ini beranggota 239 orang angkatan kelas 10 (angkatan 11), 3 orang angkatan kelas 11 (angkatan 10), dan 1 orang angkatan kelas 12 (angkatan 9).
Pelaksanaan TO tahun ini berlangsung pada tanggal 20-24 Oktober 2011 dan berlokasi di Kampung Parakan Ceuri, Desa Pusakamulya, Kecamata Kiara Pedes, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.. Secara teknis, siswa dibagi kedalam 30 kelompok. Setiap Kelompok mempunyai OSIS dan guru Pendamping. Selama di desa 5 hari, siswa-siswa akan tinggal di salah satu rumah di desa bersama orang tua asuh dengan pembagian berdasarkan kelompok.
Adapun Tujuan dilaksanakannya TO adalah sebagai berikut; Meningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Menumbuh kembangkan akhlaqul karimah dan pribadi siswa, Meningkatkan kedisiplinan siswa, ketahanan mental dan fisik, serta kesegaran jasmani dan rohani dalam upaya pembinasaan rasa tanggung jawab, Mengembangkan kreatifitas dan sikap ilmiah seta keterampilan dalam melakukan pengamatan lingkungan, Menghayati kehidupan masyarakat pedesaan dan memupuk kepedulian sosial sehingga terbentuk kepribadian yang berwawasan kebangsaan, Mendapatkan informasi dan data siswa dalam upaya menumbuhkan semangat belajar yang tinggi, dan yang terakhir Memupuk rasa kekeluargaan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, serta keluarga besar Labschool dengan masyarakat desa.
Sebelum kami melaksanakan TO, kami semua dipersiapkan terlebih dahulu dengan suatu kegiatan yang bernama Pra TO.
PRA TO
PRA TO adalah kegiatan wajib setiap siswa yang akan mengikuti TO. PRA TO dilaksanakan pada tanggal 14-15 Oktober 2011. Tujuan dasar kegiatan-kegiatan pra TO adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti TO dengan baik. Banyak yang harus dipersiapkan agar kegiatan TO bisa berjalan lancar.
Sebenarnya, persiapan untuk TO sudah dipersiapkan pada hari-hari sebelum PRA TO. Seperti pembagian kelompok. Saat pembagian kelompok, kami dikumpulkan di aula masjid dan berkumpul dengan satu kelompok. Setelah itu, kami memilih ketua kelompok dan calon ketua angkatan. Setelah itu, kami berkumpul di lapangan untuk mengecat dasar tongkat. Bukan hanya tongkat yang merupakan atribut TO yang dipersiapkan sebelum PRA TO, tapi nametag juga sudah dibuat sebelum PRA TO.
Ketika PRA TO, kami diharuskan lari pagi, lengkap dengan mengenakan nametag, pita bagi yang perempuan, tongkat, dan semua anak laki-laki semua harus sudah berambut sepatu 0. Selama pra TO, setiap kelompok diharuskan untuk membuat proposal PDP, dan simulasi PKD. Kelompok saya, kelompok 23 ilir-ilir yang beranggota Fikry Khairy Tamim, Norman Seno P, Ghina Faradisa Hatta, Nabila Shaza, Erfandy Helmi, Rani, Vania, dan M Ikrar Athalla mendapat tema PDP tentang teknologi penyulingan minyak cengkeh di parakan ceuri. Selain PKD dan PDP, kami juga diharuskan untuk latihan memasak menggunakan kompor minyak tanah. Selain itu juga ada kegiatan yang bagi saya cukup melelahkan seperti apel.
Selain perbekalan untuk TO, angkatan kami juga mendapat 2 hal yang bagi saya cukup berharga. Angkatan kami memiliki 3 pemimpin yang berupa ketua angkatan, dan angkatan kami mendapat nama angkatan. Dasa Eka Cakra Bhayangkara, nama yang lahir atas persetujuan ketiga ketua kami yang bermakna angkatan 11 yang menjaga keseimbangan roda kehidupan.
TO
Kamis, 20 Oktober 2011 kami berangkat dari sekolah menuju kp Parakan Ceuri dengan bis. Bis yang kami tumpangi tidak ber-AC. Walaupun perjalanan sedikit kurang nyaman, semua terbayar oleh pemandangan sepanjang perjalanan yang cukup indah untuk membuat saya tidak menghiraukan kenyamanan saya. Perjalanan kami memakan waktu beberapa jam. Saat sampai di Purwakarta, jantung saya berdebar membayangkan seperti apa tempat yang akan saya tempati selama 5 hari kedepan.
Saat bis berhenti di suatu kampung, saya kira kami telah sampai di tujuan. Beberapa menit kemudian, saya baru tahu kalau kampung yang kami tuju masih jauh. Awalnya, saya tidak tahu apa yang sedang semua orang termasuk saya berjalan dan mengantre di barisan yang sangat panjang dengan anggota-anggota kelompok lain. Setelah berjalan beberapa meter dari tempat dimana kami turun dari bis, saya bisa melihat pemandangan yang sungguh mengagumkan. Tapi sebetapapun mengaggumkan pemandangan itu, saya belum bisa melihat kampung lain selain kampung tadi. Ternyata, kami masih harus berjalan (tepatnya hiking) lebih jauh untuk sampai ke kampung Parakan Ceuri. Walaupun berjalan jauh, lelah tidak terasa karena udara yang sejuk ditambah pemandangan indah yang tidak dapat saya lihat setiap hari.
Setelah sampai di kampung Parakan Ceuri, kami melaksanakan apel terlebih dahulu. Setelah apel selesai, kami melihat sebuah persembahan dari kampung parakan ceuri yaitu permainan lesung. Setelah itu, kami dipersilahkan untuk menuju rumah orang tua asuh masing-masing. Orang tua asuh kelompok kami bernama Bapak Zakaria dan Ibu Ida. Bapak Zakaria bekerja sebagai petani palawija. Setelah itu, kami mengerjakan tugas PDP kami yang mengharuskan kami untuk melihat dan mengobservasi tempat penyulingan minyak cengkeh di kampung parakan ceuri. Kami pergi ke tempat penyulingan ditemani oleh Bapak Zakaria. Selain mencari tahu tentang cara penyulingan minyak, kami juga mewawancara warga yang tinggal di dekat tempat penyulingan. Selesai dari situ, kami pulang ke rumah orang tua asuh. Pada malam hari, dilaksanakan pentas seni. Pensi adalah kegiatan dimana setiap kelompok yang lolos audisi tampil menampilkan drama yang sudah dipersiapakan semenjak PRA TO. Tapi malam itu baru sebagian kelompok yang ditampilkan.
Hari kedua dan ketiga, diawali dengan olahraga pagi. Hari kedua olahraga berupa lari pagi, sedangkan hari ketiga olahraganya berupa senam. Selama dua hari ini, kegiatan kami pada siang hari adalah mempersiapkan PDP, PKD, dan Lintas Budaya. Pada saat seleksi presentasi PDP, kelompok kami lolos. Sedangkan lintas budaya, kelompok kami mendapat tema Palembang. Perwakilan kelompok kami untuk lintas budaya adalah Vania dan Raka. Saat TO, hal yang paling diburu setiap kelompok adalah pita hijau. Salah satu cara mendapat pita hijau adalah kalau kita memberi surat cinta kepada OSIS. Kelompok kami mendapat pita lumayan banyak dari surat cinta walaupun hanya sebagian yang memberi. Malam harinya pada hari kedua, kelompok kami tampil pentas seni karena kelompok kami lolos audisi. Raka berhasil membuat orang-orang yang menonton tertawa walaupun drama kami hanya berlangsung sebentar. Hari terkhir jaga vendel, kelompok kami saya dan Nabila yang menjaga. Walaupun kami salah-salah tapi malam itu cukup menyenangkan. Entah mengapa, selama 2 hari tersebut sering terjadi hujan. Pada hari ketiga, kelompok kami mempresentasikan PDP kami di depan Pak Hadi, Bu Kiki, dan Pak Joko. Saat presentasi PDP, lapangan sudah dibasahi oleh gerimis. Beberapa waktu kemudian terjadi hujan besar. Sebelum hujan, saya pergi dari lapangan ke rumah kelompok teman saya. Beberapa menit setelah sampai disana terjadi hujan besar. Saya merasa agak bersalah karena meninggalkan teman-teman dari kelompok saya di lapangan. Saat hujan reda, saya kembali ke rumah kelompok saya.
Hari keempat, saya tidak ikut teman-teman saya penjelajahan. Saya, Nabila, dan Kak Erfan menetap di rumah. Karena tidak ada kegiatan lain, kami akhirnya masak besar untuk teman-teman kami yang penjelajahan. Karena pasar jauh, Pak Kenang belanja untuk bahan masakan ke pasar dengan menaiki ojeg. Selagi menunggu Pak Kenang, kami memasak dulu dengan bahan yang ada di rumah. Hari itu, kami berempat memasak tumis kangkung, ayam goreng, tempe goreng dan sambal. Saya membantu Nabila memasak tumis kangkung, Nabila dan Kak Erfan memasak ayam goreng, dan Pak Kenang memasak tempe goreng dengan sambal (sambal buatan pak kenang mantab). Setelah selesai, kami menunggu anggota kelompok kami yang ikut penjelajahan sampai. Saat mereka sampai, kami semua makan-makan bersama Pak Zakaria. Tapi yang ikut penjelajahan mandi dan bersih diri terlebih dahulu. Hari itu kami makan dengan sangat puas. Walaupun tidak ikut penjelajahan, hari itu merupakan hari yang sangat berkesan bagi saya karena pada malam hari kami dikumpulkan bersama dengan api unggun membara di tengah kami. Awalnya, saya merasa agak kurang nyaman karena banyak sekali serangga di lapangan saat itu. Tapi semakin malam, serangga serangga tersebut semakin berkurang. Saat api unggun dinyalakan, udara sekitar sangat dingin jadi api yang sangat besar yang membara di depan saya terasa sangat hangat. Saat api unggun, kami tidak diam tapi kami semua bernyanyi dan menyanyikan yel-yel angkatan kami. Sungguh malam itu menjadi malam paling berkesan bagi saya selama TO. Selesai api unggun, kami kembali lagi kerumah dan kelompok kami packing sebelum tidur agar tidak repot di pagi esok. Kami semua tidur dengan nyenyak malam itu.
Hari terakhir di Parakan Ceuri merupakan hari yang membuat saya senang bercampur sedih. Saya senang karena akhirnya bisa kembali pulang ke Jakarta, tapi sedih juga harus meninggalkan Parakan Ceuri. Hari itu saya yakin saya akan rindu dengan hal-hal dan orang-orang yang membuat Trip Observasi tak terlupakan. Dari hari hari dimana tiada hari tanpa tertawa karena kekonyolan anggota-anggota kelompok kami, saat saya memberi surat cinta kepada OSIS, Pentas Seni, Api Unggun. Saya juga pasti akan rindu dengan Bapak Zakaria besera keluarga, tinggal selama 5 hari bersama anggota kelompok dan OSIS pendamping,; Kak Yoga dan Kak Alia, juga pemandangan dan suasana pedesaan yang jarang saya lihat sehari-hari.
0 comments:
Post a Comment