Kegiatan TO dan praTO, yang hanya ada di labschool. Saat pertama saya memasuki SMA labschool kebayoran, saya sudah mengetahui adanya kegiatan TO dan praTO dari beberapa teman, saya sangat tertarik dan tidak sabar untuk menjalankan kegiatan tersebut. Dan akhirnya bula Oktober pun tiba. Kurang lebih seminggu sebelum praTO kelompok TO pun di umumkan. Saya masuk ke kelompok 21 yang bernama Gambang Suling dan beranggotakan Bhagas sebagai ketua kelompok, saya (Dissa), Vinny, Syahla, Putri, Ridho, Sarah, dan Ario.
|
kelompok 21, Gambang Suling |
PRA-TO Jumat tanggal 14 Oktober 2011 adalah hari pertama praTO, namun pada hari sabtu sebelumnya angkatan 11 telah berkumpul perkelompok untuk memilih ketua kelompok yang nantinya akan dipilih menjadi ketua angkatan, mengamplas dan mengecat dasar tongkat, dan merencanakan sedikit tentang apa yang akan kita lakukan saat audisi pensi, lintas budaya, PKD, dan lain-lain. Dan pada hari kamis, kami telah mengerjakan nametag dan melanjutkan pengecatan tongkat. Nametag TO lebih sulit di bandingkan dengan nametag pada saat MOS. Dan foto nametag untuk angkatan kami harus mengangkat kedua tangan agar membentuk angka sebelas sesuai dengan angkatan kami yaitu angkatan ke sebelas. Saat praTO juga ada atribut wajib yang harus kami pakai. Yaitu nametag, tongkat, dan bagi yang perempuan menguncir rambut dan mengenakan pita berwarna-warni dan bagi yang laki-laki mencukur rambut hingga botak. Kami pun harus membawa makanan yang telah ditentukan dan makan dengan hitungan komando pada saat praTO. Yang paling saya ingat dari praTO adalah kami harus merayap menyebrangi lapangan bersama-sama, lari pagi yang menurut saya jauh, siaga tongkat dan barikade tongkat. Pada saat hari terakir praTO, yaitu hari Sabtu, terpilih 3 orang ketua angkatan angkatan sebelas beserta nama angkatannya. Angkatan kami bernama Dasa Eka Cakra Bayangkara yang berarti angkatan sebelas yang bisa menjalani atau melewati roda kehidupan. Dan singkatannya adalah Dasecakra.
|
saat praTO |
TO Pada tanggal 20 Oktober 2011, tepatnya pada hari Kamis, saya dan teman-teman Dasecakra berkumpul di Hall tepat pada pukul 07.00 pagi. Kami melaksanakan apel di Hall dan sekitar pukul 08.00 kami berangkat menuju Purwakarta dengan menaiki bis yang tidak berAC. Saat itu saya duduk bersebelahan dengan putri. Perjalanan cukup panjang dan memakan banyak waktu, sehingga saya lebih memilih untuk tidur dan sesekali memakan bekal cemilan. Kira-kira pukul 11.00 siang kami sampai di Purwakarta tepatnya di desa Parakan Ceuri. Sampai disana, kami masih harus menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam dengan berjalan kaki, melewati kebun teh, rerumputan, sungai kecil, jembatan kayu dan pematang sawah. Akhir nya kami sampai di lapangan dengan sambutan dari warga desa Parakan Ceuri, yang paling menarik adalah tarian yang menggunakan alat penumbuk padi, tak lupa kami pun menyanyikan yel-yel angkatan. Setelah selesai acara penyambutan, kami pergi kerumah yang akan kami tumpangi selama lima hari bersama kelompok dan pdp masing-masing. Kelompok saya menumpang di rumah bapak Toto yang berprofesi sebagai seorang petani. Rumahnya termasuk yang cukup besar di desa tersebut. Rumah panggung yang terbuat dari kayu namun bersih dan sangat nyaman. Pak Toto memiliki seorang istri yang bernama ibu Epon dan dua orang anak laki-laki yang bernama Husni dan Rusli. Di hari pertama kami belum banyak melakukan aktivitas, kami lebih sering dirumah, oleh karena itu kami banyak mengobrol dengan keluarga pak Toto. Saya dan Syahla mendapatkan tugas memasak dihari pertama, sementara kami berdua memasak, teman-teman sekelompok yang lain bertugas untuk mengerjakan tugas PDP, yaitu semacam penelitian yang dilakukan dengan tema yang berbeda-beda tiap kelompoknya. Kelompok saya mendapatkan tema tentang pengaruh pupuk berbahan kimia dengan yang tidak pada tanaman. Namun saya tidak bertugas untuk mengerjakan PDP. Saya bertugas untuk mengerjakan PKD (Peduli Kehidupan Desa). Untuk mengerjakan PKD, beberapa dari kelompok kami harus ikut pak Toto bertani. Pertama-tama kami diajarkan cara membajak sawah secara langsung, dan kami pun ikut terjun langsung untuk mencobanya. Setelah itu kami diajak untuk menanam padi. Kemudian kami diajak memanen padi dengan cara disambit dan menggeprak padi-padi yang telah di panen diatas papan untuk memisahkan gabah padi. Dan terakhir kami menjemur gabah yang telah di geprak. Suatu pengalaman baru yang menarik bagi saya mengingat saya belum pernah melihat sawah dari dekat apalagi bertani. Saya pun selalu mendapatkan tugas berpasangan dengan Syahla, saat menjaga rumah, PKD, dan saat menjaga vendel. Pada hari kedua, aktivitas kami mulai padat. Pada pagi hari kami harus bangun pagi dan pergi kemajlis taklim untuk melaksanakan solat subuh bersama-sama teman-teman kelompok lain, setiap hari memang harus begitu. Setelah melaksanakan solat subuh, kami harus berolahraga pagi. Namun selalu ada dua orang dari kami yang harus berjaga rumah. Mereka yang nantinya akan membereskan rumah dan memasak pada waktu itu. Olah raga di hari kedua adalah lari pagi, menurut saya itu adalah lari pagi yang paling melelahkan. Beda dengan lari pagi yang biasa kami lakukan di desekolah yang jalurnya mendatar, saat itu kami harus menempuh jarak yang tidak terlalu jauh namun banyak sekali tanjakan dan turunan. Namun, olahraga pagi berikutnya hanyalah senam, jadi tidak terlalu secapek saat olahraga hari pertama. Dan kegiatan kami pada siang hari disana berbeda-beda. Setelah saya pergi kesawah untuk mempelajari PKD, saya dan Syahla pulang kerumah. Saya membuat komik tentang apa yang telah kita lakukan tadi siang di kertas yang sangat besar. Saya membuat komik tersebut di teras rumah pak Toto yang cukup luas ditemani Husni, anaknya yang masih berumur lima tahun. Sedangkan Syahla membuat karangan tentang apa yang telah kita lakukan di PKD secara detail. Kami memiliki banyak waktu senggang saat di Purwakarta. Dan kadangkala saya mengunjungi rumah kelompok lain untuk mengobrol dan berjalan-jalan keliling desa bersama teman-teman. Saat waktu luang juga banyak anak-anak yang memberikan surat cinta kepada kakak osis dengan harapan di beri pita hijau. Pita hijau adalah pita yang kita dapatkan sebagai reward dan pita kuning adalah pita yang kita dapatkan jika melakukan kesalahan misalnya tidak membawa tongkat, tidak memakai nametag ataupun tidak menguncir rambut dengan pita seperti peraturan seharusnya. Kemudian, acara yang ada disana adalah lintas budaya. Kelompok kami mendapatkan lintas budaya dengan tema minang kabau. Yang mendapatkan tugas adalah Putri, Ario, dan Vinny. Putrid an Ario harus mengenakan busana adat daerah minang dan berjalan keliling lapangan dan kemudian sedikit berbicara menggunakan bahasa minang dan memperkenalkan budaya tradisionalnya. Sedangkan Vinny membawa papan yang bertuliskan ‘minang kabau’. Pada malam hari, saya mendapatkan pengalaman berjaga vendel. Saya bertugas bersama syahla. Saat itu kami menunggu kakak osis sambil mengobrol dan akhirnya kakak osis pun datang. Saat mereka menyorotkan senter, saya yang akan memberi tahu warna apa saja dan Syahla yang menyorot senter balik. Dan karena tidak ada warna yang salah, kami mendapatkan pita hijau. Tapi kami hanya berjaga sampai jam dua belas malam. Dan yang akan meneruskan menjaga vendel sampai jam dua pagi adalah anak laki-laki. Pada hari ketiga, diadakan lintas budaya yang ke dua. Namun saya tidak dapat berikut serta untuk menontonnya karena saya bertugas menjaga rumah. Ternyata saat teman-teman pulang dan acara lintas budaya sudah selesai, mereka menceritakan kalau tadi sempat hujan, mereka semua beserta anak-anak kelompok lain dan kakak-kakak osis berteduh di tenda dan saling menyanyikan yel-yel angkatan. Dan setiap hari pada malam hari pun ada pentas seni, namun kelompok saya tidak tampil karena tidak lolos saat diaudisi di praTO. Pentas seni sangat menghibur. Kami dudul di atas tikar bersama teman-teman seangkatan. Hari ke empat adalah hari yang menurut saya paling seru. Kami bangun pagi-pagi dan bersiap-siap ke lapangan. Kami akan melakukan penjelajahan. Kelompok saya pun mendapatkan urutan ke empat karena PKD kami mendapatkan juara dua. Berjelajah adalah pengalaman pertama seumur hidup saya. Saya dan teman-teman sekelompok sangat bersemangat. Namun Sarah dan Ridho tidak dapat ikut karena kondisi kesehatannya kurang baik. Kami menjelajahi hutan, sungai, sawah, rerumputan, dan kebun teh. Disana kami akan menemukan pos-pos. Pos yang paling seru adalah pos bela Negara. Kami dimarahi dan disuruh merayap di lumpur. Itu adalah pertama kali nya saya masuk lumpur. Rasanya dingin dan seru. Disana juga ada pos rohani, di pos rohani kami membersihkan diri setelah mandi lumpur di air terjun yang sangat bersih dan airnya sangar dingin. Setelah ke pos rohani, kami diberikan pop mie untuk menambah tenaga, ternyata perjalanan kami masih panjang. Pos-pos lain yang ada adalah pos kesenian, olah raga, danlog, edukasi, dll. Saat penjelajahan kami juga mendapatkan teka-teki untuk berfoto bersama ‘ruangan diletakan’ yang maksudnya kami harus berfoto dengan rumput. Kami sampai dirumah sekitar jam dua belas siang. Karena mendapatkan giliran awal kami tidak perlu menunggu lama jadi sampai dirumah pun cepat. Sampai dirumah, kami langsung membersihkan diri, setelah itu mengobrol dengan teman-teman sekelompok dan kelompok lain yang rumahnya cukup dekat dengan kami. Dan pada sore hari kami persiapan untuk pergi ke lapangan untuk menyaksikan pensi. Namun malam itu acara kami tidak berakir saat pense selesai melaikan ada acara selanjutnya yaitu api unggun. Kami seangkatan duduk ditikar mengelilingi api unggun yang besar. Menurut saya itu adalah momen yang paling seru di TO. Kami bernyanyi bersama-sama, menyanyikan yel-yel angkatan dan dibalas oleh kakak-kakak osis mpk dengan yel-yel angkatan mereka. Kemudian semua penerangan dipadamkan dan tiga ketua angkatan dasecakra menyalakan api unggun dengan obor. Setelah api menyala kami semua berangkulan dan bernyanyi lagu-lagu to. dan acara pun berakhir pada jam dua belas lebih. Sampai dirumah pun kami semua langsung tertidur. Hari terakhir yaitu hari senin, kami bersiap-siap untuk pulang. Rasanya tidak sabar untuk pulang sampai dirumah. Setelah berolah raga pagi dan sarapan, kami apel di lapangan kemudian pulang menaiki bus yang berAC. Saya duduk bersama syahla. Sepanjang perjalanan pulang, saya pun tertidur. Akirnya sekitar pukul satu siang kami sampai di SMA Labschool kebayoran. Kami langsung menuju hall dan melakukan apel penutupan dan kemudian pulang kerumah masing-masing. Saya sangat senang saat pulang karena bisa tidur dan istirahat. Menurut saya TO sangat seru dan menyenangkan. Saya merasa lebih dekat dengan teman-teman seangkatan setelah pulang TO. Dan yang paling saya ingat dari TO adalah hari ke empat. Penjelajahan dan api unggun. Saya sangat menyukai momen-momen itu. Meskipun disana capek, tidur hanya sebentar, makan seadanya dan harus memasak sendiri, saya belajar untuk lebih mandiri dan lebih dekat dengan teman seangkatan. Saya belajar untuk bersyukur. Mensyukuri makanan dan semua kemudahan yang telah ada. Dan semoga angkatan Dasa Eka Cakra Bayangkara akan lebih dekat, solid dan seru setelah trip observasi.
|
malam hari setelah menonton pensi |
|
dihutan saat penjelajahan |
|
dirumah pak Toto sesaat sebelum kembali pulang ke Jakarta |
0 comments:
Post a Comment