Begitu bait pertama dalam lagu Trip Observasi ceria yang sampai saat ini masih terngiang di telinga saya. Seperti pada bait diatas, saya mengikuti Trip Observasi atau Trip Observasi pada bulan oktober lalu. Dari serangkaian kegiatan yang telah kami ikuti. Mulai dari Masa Orientasi Sekolah pada hari pertama masuk Sekolah Menengah Atas hingga seminggu berikutnya. Masa Orientasi Sekolah adalah kegiatan yang kami ikuti Pertama kali dimana kami belum mengenal teman-teman seangkatan kamudian kami masuk ke kelas kami dan mengikuti pelajaran dengan guru-guru yang berbeda dari Sekolah Menengah Pertama. Bulan Ramadhan kami mengikuti pesantren Ramadhan yang disebut Pilar, kami ditanamkan nilai keagamaan agar lebih taat beribadah serta menambah amalan di bulan Ramadhan. Dan akhirnya sampai lah kami pada Trip Observasi.
Banyak hal yang telah kami lalui bersama angkatan 11 SMA Labschool Kebayoran, Dasa Eka Cakra Bayangkara diketuai oleh Adhitya Bayu, Maga Arsena, dan Rayhan Athaya. Ditemani oleh Kakak Osis Agramanggala Kartapradhana dan MPK Aryasangga Bawalaksana. Trip Observasi menjadi pengalaman yang sangat mengesankan bersama kelompok 7, beranggota kan saya, Andi Adelia, Sekar Anglila, Annisa Pratita, Ganendra Arya, Igar Raditya, Satrio Nurrahman, dan Alvian Putra. Sebelum dapat mengikuti Trip Observasi. Kami terlebih dahulu mengikuti Pra Trip Observasi. Pada kegiatan tersebut, kami mempersiapkan segala perlengkapan serta diri kami untuk berangkat Trip Observasi. Pra Trip Observasi diadakan selama 3 hari. Hari pertama Pra Trip Observasi kami membagi kelompok menjadi dua, yang satu membuat nametag dan satu lagi mengecat tongkat. PDP kelompok saya adalah Kak Saly, Kak Firda dan Pak Arifin.
Hari kedua dan ketiga diisi dengan kegiatan untuk mempersiapkan mental dan keterampilan kami sebelum kami mempraktikan nya di Purwakarta. Diminggu kemudian, tepatnya pada hari Kamis kami berangkat ke Purwakarta, kampung Parakanceuri. Kami berangkat dari pagi hari sekitar pukul 7 dan kurang lebih pukul 10 pagi. Kami dikumpulkan kemudian dijemput oleh orangtua asuh kami. Orangtua asuh saya adalah Pak Nana dan Bu Enok. Rumah yang kami tempati sangat nyaman walau sederhana, tidak luas namun menjadikan kami semakin dekat.
Hari pertama kami habiskan dengan melakukan beberapa kegiatan. Dan kelompok kami kembali kami bagi-bagi. Ada yang melakukan penelitian dan membantu orangtua asuh. Hari itu saya membantu Bu Enok memasak dirumah. Karena saya dipercayakan untuk memasak. Pada malam hari kami menonton pentas seni, namun sayangnya saya dan Ukay menjaga rumah. Malam-malam ketika kami akan tidur kami membagi tugas untuk jaga vendel. Saya kebagian jaga dimalam kedua. Jadi malam itu saya tidur cepat. Esok paginya kami shalat subuh kemudian olahraga pagi. Kami lari pagi mengitari kampung. Jalan yang kami tempuh dipenuhi tanjakan dan turunan. Dan hari itu saya juga memberikan surat cinta kepada salah satu kakak osis dan mendapatkan dua pita hijau. Setelah itu kami melanjutkan kegiatan dirumah dengan bersih diri dan sarapan. Hari itu kami seleksi PDP dan mengerjakan PKD. Namun sayangnya kami tidak lolos PDP. Malam harinya kelompok kami tampil pentas seni dan pada malam itu saya jaga malam. Namun tidak ada osis yang datang sampai ke pergantian shift.
Keesokan harinya saya jaga rumah dipagi hari bersama Tita dan mempersiapkan sarapan pagi. Kemudian kami melanjutkan PKD. Kami membuat Outline dan Komik. Ketika presentasi PDP kami tidak terpilih lagi. Malam harinya tidak ada pentas seni dan jaga malam tetapi kami mempersiapkan untuk penjelajahan besok pagi. Semua anak dikelompok kami packing untuk esok, walaupun kami belum tahu apa saja yang harus di bawa, kami hanya memperkirakannya. Kami tidur lebih cepat malam itu untuk mempersiapkan stamina kami. Selesai makan malam kami bergegas untuk bersiap istirahat.
Esok paginya seperti hari-hari lain kami bangun dan shalat subuh kemudian kembali kerumah untuk mengambil perlengkapan untuk penjelajahan dan segera berbaris dilapangan. Tapi sayangnya tidak semua teman kami ikut penjelajahan. Tita dan Ukay tidak di izinkan karena kondisi kesehatannya. Kami mendapatkan urutan kedua sebelum terakhir. Walaupun agak kecewa karna harus menunggu lama tapi kami tidak terlalu memperdulikannya. Saat mendapat giliran pos pertama yang kami datangi adalah pos seksen. Muka kami dicoret-coret dengan lipstik. Di jidat ditulisi nama osis yang diberi surat cinta, dipipi kiri ditulis osis yang tidak disukai dan dipipi sebelah kanan dituliskan jabatan yang diinginkan di osis. Setelah itu kami diberikan pertanyaan pertanyaan. Lalu kami melanjutkan penjelajahan.
Pos berikutnya adalah pos sior. Kami disuruh bernyanyi sambil buta tuli. Lalu pos berikutnya adalah pos BN kami masuk ke lumpur dan tiarap di lumpur. Setelah itu kami hormat kepada bendera merah putih dan BN. Lalu perjalanan kami lanjutkan menuju ke curug. Sampai dicurug kami diberi pertanyaan oleh rohis lalu baru kami dapat membersihkan badan di air terjun. Sesudah itu kami istirahat untuk makan dan melanjutkan perjalanan melewati kebun teh dan banyak bebatuan yang licin. Sampai di pos kesmas kami bermain tebak kata namun sayangnya kami tidak dapat menebak sehingga kami diberikan hukuman. Lalu sampailah di pos terakhir, yaitu pos edu. Kami diberikan 3 pertanyaan. Namun kami hanya dapat menjawab 2 pertanyaan sehingga kami diberi hukuman lagi.
Disela perjalanan kami mengambil foto untuk diberikan kepada seksi pubdok. Diakhir penjelajahan. Hujan turun sehingga perjalanan kami agak terganggu oleh hujan dan kami menjadi kelompok yang terakhir tiba di rumah. Sampai dirumah kami membersihkan diri dan makan. Waktu tidak terasa cepat berlalu. Esok hari kami akan pulang sehingga malam ini menjadi malam terakhir. Pentas seni dan api unggun menjadi acara yang amat berkesan. Awalnya kami menonton penampilan dari teman-teman kelompok lain. Mereka menampilkan drama dan kami cukup terhibur. Usai pertunjukan, api unggun dinyalakan. Semua lampu padam agar tercipta suasana yang khidmat. Saat itu kami bernyanyi bersama. Sampai acara usai.
Esok harinya kami membawa barang-barang ke truck dan bersiap untuk pulang. Akhirnya tiba saatnya kami berpamitan dan meninggalkan kampung Parakanceuri yang semakin lama membuat kami nyaman. Trip Observasi 2011 pun selesai. Dasa Eka Cakra Bayangkara kembali ke Kota. Kami amat lelah namun ada kepuasan didalam hati dan rasanya masih terlalu cepat untuk pulang tapi bagaimanapun itu adalah kenangan yang amat menyenangkan dan tak akan terlupakan
Tasya Anggita Rachmani Putri XF
0 comments:
Post a Comment