KEGIATAN PRA-TO
Sebelum saya memasuki SMA Labschool Kebayoran, saya sudah mengetahui ada program TO (Trip Observasi) namun saya masih belum terlalu paham dan saat itu saya tidak terlalu memikirkannya. Ketika saya bersekolah di SMA Labschool Kebayoran beberapa tahun kemudian, ternyata itu adalah salah satu masa yang indah sampai sekarang. Kegiatan TO tahun ini diadakan di Kp. Parakan Ceuri yang terletak di Purwakarta.
Dari beberapa waktu sebelumnya, sudah di tempel di sketsel pembagian kelompok masing-masing. Saya termasuk dalam kelompok 17 atau Kicir-kicir dengan guru pendamping Bu Gege dan Kakak mentor Kak Derie dan Kak Ais. Mengingat acara TO ini adalah acara yang besar dan butuh banyak persiapan seperti tongkat dan nametag, maka sedari beberapa minggu sebelumnya, kami (Angkatan 11) telah melakukan persiapan. Pada hari Sabtu, 9 Oktober 2011, setelah melakukan Ujian Tengah Semester hari terakhir, kami melakukan pengecatan tongkat dasar, yaitu mengecat putih tongkat. Setelah itu kami menerima materi tentang bagaimana mengerjakan PDP (semacam penelitian) dan PKD (Peduli Kehidupan Desa).
Pada hari Selasa dan Rabu, kami kembali melakukan persiapan PRA TO, yaitu melakukan pengecatan tongkat dan pembuatan nametag. Kelompok kami dipecah menjadi 2 grup, ada yang membuat nametag dan ada yang membuat tongkat. Saya termasuk dalam grup yang membuat nametag, terus terang nametag TO adalah nametag tersusah yang pernah saya buat. Setelah beberapa saat membuat nametag, ternyata pembuatan tongkat membutuhkan tambahan orang, maka saya pergi membantu mengecat tongkat. Di hari terakhir pembuatan tongkat ini pulalah ditentukan tema Pentas Seni yang nanti apabila terpilih akan tampil di Kp. Parakan Ceuri. Kelompok saya mendapat tema Indra Keenam.
Ketika hari PRA-TO, kami melakukan lari pagi, lengkap dengan membawa tongkat, nametag, dan dikuncir berpita bagi perempuan dan botak sepatu 0 bagi laki-laki. Di PRA TO ini kami membuat display PDP, simulasi PKD, dan latihan memasak. Di simulasi PKD, kami semacam memiliki simulasi orang tua asuh dan akan mengetahui bagaimana beliau melakukan pekerjaannya sehari-hari. Hal seperti itulah yang akan dilakukan ketika kami berada di Kp. Parakan Ceuri nanti. Karena ketika disana kami harus melakukan semuanya sendiri, termasuk memasak. Di Kp Parakan Ceuri nanti juga kami akan melakukan kegiatan Lintas Budaya yaitu semacam fashion show tentang kebudayaan di dunia dan Indonesia. Kelompok saya mendapat tema Lampung, maka saat fashion show nanti kami harus menampilkan budaya khas Lampung seperti makanan, musik, bahasa yang digunakan, dll. Ketika fashion show nanti kami juga harus memakai baju adat Lampung.
Di PRA-TO ini jugalah kami mendapat nama angkatan kami, yaitu Dasa Eka Cakra Bayangkara yang berarti Angkatan 11 yang menjaga keseimbangan roda kehidupan, atau bisa disingkat Dasecakra dengan Bayu, Abon, dan Maga sebagai ketua kami. Setelah peresmian ketua angkatan dan nama angkatan, terjadi barikade tongkat, yaitu tongkat kami disita oleh kakak OSIS dan bahkan ada yang dipatahkan. Ternyata kegiatan itu untuk melatih kesigapan dan tanggung jawab dan tongkat yang dipatahkan buatan kakak OSIS dan MPK sendiri.
KEGIATAN TO
Hari Kamis, 20 Oktober 2011, adalah hari yang dinantikan. Hari itu Dasecakra akan berangkat ke Kp. Parakan Ceuri. Kami semua berkumpul pada pukul 05.30 dan berangkat sekitar pukul 07.00. Kami berangkat menggunakan bis tanpa ac. Di dalam bis yang saya tempati, di tempati pula kelompok 16 dan kelompok 18. Dalam perjalanan, kami semua tertawa dan ada sebagian yang membuat surat cinta untuk kakak OSIS.
Kami tiba sekitar pukul 10.00, tetapi kami tidak langsung sampai di Kp. Parakan Ceuri, kami harus berjalan melewati kampung lain dan melewati persawahan untuk sampai. Ketika sampai, kami digiring ke lapangan utama yang disana sudah terdapat orang tua asuh dan petinggi-petingi desa. Setelah semua kelompok dating ke lapangan utama, kami disambut oleh permainan lesung oleh warga setempat. Setelah itu kami melaksanakan apel. Setelah melaksanakan apel, saya dan kelompok bersama orang tua asuh masing-masing kembali ke rumah, disana kami berkenalan sembari disuguhkan makanan. Orang tua asuh kelompok saya bernama Pak Dadan yang berprofesi sebagai kuli bangunan dan mempunyai seorang istri bernama Bu Nur dan dua orang anak bernama Lia dan Elsa. Setelah bersantai sejenak, kelompok kami melakukan PDP, tetapi hanya sekitar 4 orang yang pergi untuk melakukan wawancara, sedangkan sisanya berada di rumah dan memperbaiki presentasi PDP kami agar lebih menarik dan nantinya bisa memenangkan PDP. Selama pembuatan presentasi, saya, Tiara, Via, Kahfi, dan Rozaan selalu tertawa terbahak-bahak karena tingkah Kahfi yang sangat lucu. Kami tertawa sampai perut kami terasa sakit dan bahkan kakak-kakak mentor kami merasa heran. Setelah perwakilan PDP yaitu Azis, Zayyan, Kak Dhinang, dan Audi kembali ke rumah untuk membantu membuat display presentasi, kami kembali tertawa karena tingkah kahfi ditambah tingkah Azis yang sangat mengocok perut. Total kami tertawa sekitar 3 jam. Setelah itu kelompok kami pergi untuk melakukan presentasi PDP, tetapi saya dan Rozaan tinggal di rumah untuk menjaga rumah karena peraturannya memang harus selalu ada dua orang yang menjaga rumah. Lalu setelah presentasi selesai kami melaksanakan sholat maghrib dan isya, karena rumah kami berada di atas, kami harus menuruni turunan agak curam untuk sampai ke Majlis Ta’lim tempat para perempuan sholat (bagi laki-laki dilaksanakan di Masjid). Setelah melaksanakan ibadah, kami semua pergi untuk menonton pentas seni yang lolos audisi saat Pra-TO lalu. Alhamdulillah kelompok saya termasuk kelompok yang berhasil masuk maka pada hari itu saya kembali menampilkan pentas seni kelompok saya yang bertema indra keenam. Di hari pertama TO pula lah ada penjagaan vendel, dimana kami harus menjaga tongkat kami dan apabila ada kakak OSIS yang menyenterkan kertas berwarna, maka kami harus membalas sesuai warna yang sama.
Pada hari kedua Trip Observasi ini, kami bangun pukul 04.00 pagi untuk melaksanakan ibadah pagi, setelah itu persiapan untuk olahraga pagi. Kami berlari pagi mengelilingi desa, melewati persawahan , turunan, dan juga tanjakan. Udara pagi desa sangat sejuk dan sangat berbeda dengan udara di kota yang pengap. Setelah melaksanakan olah raga pagi dan bersih diri, diadakan kegiatan PKD dimana kami harus mengikut kemana orang tua asuh kami bekerja dan memperhatikan cara kerja nya. Namun saat itu saya tidak ikut karena harus mengikuti acara edu care, tetapi ternyata edu care dipindahkan ke hari ketiga, maka saya mencoba menyusul Pak Dadan dan teman-teman lain nya ke sawah, karena Pak Dadan sedang tidak ada proyek pembangunan. Tetapi setelah saya menyusuri sawah yang luas saya tidak dapat menemukan Pak Dadan dan teman-teman lainnya. Maka saya kembali ke rumah dan membantu Bu Nur membersihkan rumah serta membantu mempersiapkan proposal PKD dan membuat komik yang akan dikumpulkan. Pada sore harinya, diadakan kegiatan Lintas Budaya, dimana saya dan Kahfi menjadi perwakilan kelompok 17 dan bertemakan Lampung, tetapi pada hari itu, saya tidak mempresentasikan tentang budaya Lampung, saya akan melaksanakan kegiatan pada keesokan hari. Pada hari kedua ini kembali diadakan kegiatan jaga vendel, sebetulnya saya sangat ingin untuk menjaga vendel tetapi saya mengantuk dan akhirnya menyerahkan tugas itu kepada teman lain.
Hari ketiga pelaksanaan Trip Observasi, sebetulnya tidak banyak yang kami lakukan. Pada pagi hari, olah raga pagi dilakukan melalui senam bersama anggota angkatan darat, dan saat itu kami harus sungguh-sungguh, walau saat itu saya agak kesulitan melihat dan mendengar pelatih nya berkata apa dikarenakan jarak yang terlampau jauh. Setelah melaksanakan senam pagi dan bersih diri, kami diberitahu bahwa PKD dan PDP kami tidak lulus audisi maka kami hanya harus menonton para finalis PDP dan PKD melakukan presentasi akhir. Setelah itu, diadakan Lintas Budaya sesi 2 dan saya akhirnya mempresentasikan tentang Lampung, ketika acara berakhir, hujan turun dengan deras nya dan kami dan kakak-kakak OSIS dan MPK berteduh dibawah tenda, namun pada akhirnya tenda bocor. Untuk mengusir kebosanan sembari menunggu hujan, kami (Angkatan 11) menyanyikan yel-yel angkatan kami yang sudah diberitahukan saat kegiatan Pra TO. Sungguh kegiatan yang tadinya membuat malas menjadi kenangan yang sangat berharga. Pada hari ketiga ini, kebanyakan waktu kami dihabiskan dirumah, dan kegiatan rutin kami adalah menertawakan tingkah Kahfi dan Azis, bahkan mentor kami yang pada awalnya terheran-heran, akhirnya ikut tertawa bersama kami. Ketika ditanya ke rumah sebelah, ternyata tawaan kami sampai terdengar ke sana. Pada malam harinya, kami mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk penjelajahan esok hari dan tidur cepat agar mendapat urutan penjelajahan awal.
Hari keempat adalah hari yang ditunggu-tunggu, yaitu hari penjelajahan. Kami bangun pukul 03.00 pagi dan makan pagi untuk mengisi tenaga, namun saat itu badan saya kurang enak badan tetapi saya memaksakan untuk ikut. Setelah ibadah pagi dan bersiap-siap kami langsung menuju lapangan, ternyata sudah banyak yang mengantri dan kami mendapat urutan ke 17. Sayangnya di kelompok kami tidak semua peserta dapat ikut, Kak Dhinang dan Azis tidak dapat ikut karena tidak lolos medical checkup. Maka berangkatlah kami bertujuh untuk melakukan penjelajahan. Pos pertama yang kami singgahi adalah pos seksi kesenian, dimana muka kami dicoret oleh lipstick, di kening kami dituliskan kakak OSIS yang kami beri surat cinta, di pipi dituliskan kakak OSIS yang tidak disukai dan jabatan yang diinginkan apabila menjadi pengurus OSIS. Kami juga harus menirukan berbagai suara, seperti suara kambing jatuh terguling-guling, sampai suara semut makan sosis. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan sampai di pos seksi olahraga, disana kami harus melakukan gerak buta tuli dan terus bernyanyi sampai disuruh berhenti. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan, melewati hutan sambil menikmati pesona alam. Tibalah kami di pos seksi bela Negara, dimana tongkat kami disembunyikan, bahkan vendel kami dipatahkan. Kami disuruh push-up di dalam lumpur dan mencari tongkat kami. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan. Penuh lumpur dan basah, kami melanjutkan perjalanan menuju curug. Melewati tanah yang licin bekas lumpur kelompok lain, kami selalu menanti suara gemericik air curug sebagai pertanda kesegaran yang akan kami terima. Ketika sampai di curug, kami harus melewati pos DPH dan pos seksi rohani islam. Lalu kami membersihkan diri di curug selama 2 menit. Sangat dingin tetapi sangat menyegarkan. Setelah tubuh kami agak bersih dan basah, kami disuguhkan pop mie hangat yang kami santap dengan lahap. Kami lalu melanjutkan perjalanan, melewati perkebunan teh yang sangat indah, damai, dan menyejukkan dan melewati pematangan sawah yang luas, kami sampai di pos kesehatan masyarakat. Kami harus menebak penyakit muntaber, sayangnya kami tidak dapat menebak penyakit muntaber, maka sebagai hukuman kami harus berfoto dan bergaya ala penyakit muntaber. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju pos seksi dana dan logistic, disana kami harus menebak nama kakak-kakak danlog yang ada. setelah itu, kami melanjutkan perjalanan dengan bernyanyi lirik lagu kicir-kicir. Setelah itu kami sampai di pos terakhir, pos edukasi dimana kami harus menjawab 3 pertanyaan, dan untunglah kami bisa menjawab semua pertanyaan itu. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan pulang, karena semangat sudah akan pulang, kami yang entah bagaimana bisa bersama kelompok 16 bernyanyi dengan riang gembira menyambut selesainya perjalanan yang sangat menyenangkan ini. Setelah lapor kepada pak Azhar kami kembali ke rumah dan disuguhi pisang goring dan makanan, kami yang penuh lumpur segera mandi dan makan, lalu beristirahat sambil mengobrol bersama Pak Dadan dan Bu Nur. Pada malam harinya, diadakan acara api unggun, namun sebelum itu kami menonton pentas seni dan penampilan-penampilan. Saat acara api unggun adalah momen yang sangat berharga, karena kami merasa sangat bersatu, kami bernyanyi semua lagu TO, bernyanyi yel-yel angkatan, dan bergembira bersama. Setelah acara api unggun selesai kami tidur dengan lelap dan perasaan gembira.
Di hari terakhir kami berada di Kp. Parakan Ceuri, kami merasa kehilangan, karena begitu banyak kenangan indah yang telah dibuat disana. Kami rasanya tak ingin pulang. Sayang, saat hari terakhir saya kurang enak badan dan akhirnya memutuskan untuk tidak olah raga pagi dan menjaga rumah. Setelah itu kami bersih diri dan packing barang bawaan pribadi dan berpamitan kepada Pak Dadan dan Bu Nur. Setelah apel perpisahan, kami memasuki bis masing-masing, dan saat bis baru berjalan sekitar 15 menit, satu bus sudah tertidur, mungkin dikarenakan kelelahan akibat penjelajahan kemarin hari. Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan, akhirnya kami kembali ke Jakarta, setelah apel di sekolah kami kembali ke rumah masing-masing, membawa sejuta kenangan dan memori indah yang tak akan di lupa. Seperti semua lagu TO yang pernah diajarkan, To adalah masa yang terindah.
Kegiatan Pra TO
Sesaat sebelum kembali ke Jakarta
Kelompok Kicir-Kicir
0 comments:
Post a Comment