Tugas-3: Hanya Ada Di Labschool - Trip Observasi: 5 Hari bersama, Selamanya Dalam Kenangan"

5 bulan saya bersekolah di SMA Labschool Kebayoran, telah banyak rangkain kegiatan sekolah yang telah saya lalui , yang dibuat khusus untuk murid kelas 10 SMA Labschool Kebayoran. Kegiatan tersebut berjumlah 3, yaitu kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa), PILAR (Pesantren Islam Ramadhan), dan yang terakhir adalah TO (Trip Observasi). Kegiatan-kegiatan tersebut adalah kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap murid SMA Labschool Kebayoran. Jadi, walaupun sudah tidak berada di kelas 10, bagi murid yang belum mengikutinya, diwajibkan untuk mengikuti bersama angkatan selanjutnya.

Tidak sedikit kegiatan-kegiatan unik yang setiap tahunnya dilaksanakan seperti SMA Labschool Kebayoran. Dikarenakan oleh Labschool yang memang sering mencoba menggunakan metode-metode baru untuk melaksanakan pembelajaran, hal ini sudah wajar. Salah satu dari beberapa kegiatan unik  yang setiap tahun dilaksanakan adalah Trip Observasi.

Biasanya dilaksanakan pada semester satu, Trip Observasi ini bertujuan untuk memperluas wawasan siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran mengenai kehidupan di desa. Tidak terlalu berbeda dengan kegiatan homestay yang sering diadakan, hanya saja siswa-siswi tidak dikirim ke luar negeri, melainkan sebuah desa di Indonesia. Selama 5 hari, siswa-siswi harus menyelesaikan berbagai macam proyek dan tugas yang diberi oleh guru-guru, serta mempelajari kehidupan sehari-hari warga desa.

Pelaksanaan TO tahun ini berlangsung pada tanggal 20-24 Oktober 2011 dan berlokasi di Kampung Parakan Ceuri, Desa Pusakamulya, Kecamata Kiara Pedes, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.. Secara teknis, siswa dibagi kedalam 30 kelompok. Setiap Kelompok mempunyai OSIS dan guru Pendamping. Selama di desa 5 hari, siswa-siswa akan tinggal di salah satu rumah di desa bersama orang tua asuh dengan pembagian berdasarkan kelompok.

Dalam kegiatan ini, seperti namanya Trip Observasi , kami siswa- siswi kelas X angkatan 11 yang telah diberi nama  Dasa Eka Cakra Bayangkara SMA Labschool Kebayoran diharuskan pergi ke sebuah desa yang bernama Parakan Ceuri. Di desa itu, kami menginap selama 5 hari 4 malam dengan orangtua asuh dan keluarganya, serta dengan teman-teman seangkatan yang bahkan mungkin namanya belum pernah kami dengar sama sekali. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan saya termasuk di kelompok 28 yang di beri nama kelompok Ondel- Ondel, bersama Adif, Dary,afiq , Nisya, Nilam, Syifa, Kalista . Pendamping kelompok kami adalah kak Diandra Indiraputri atau lebih akrab dipanggil kak Didu dan kak Adinda Hapsari atau lebih akrab dipanggil kak Dinda HOHO, dengan pembimbingnya adalah ibu Sensei.


Adapun Tujuan dilaksanakannya TO adalah sebagai berikut; Meningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Menumbuh kembangkan akhlaqul karimah dan pribadi siswa, Meningkatkan kedisiplinan siswa, ketahanan mental dan fisik, serta kesegaran jasmani dan rohani dalam upaya pembinasaan rasa tanggung jawab, Mengembangkan kreatifitas dan sikap ilmiah seta keterampilan dalam melakukan pengamatan lingkungan, Menghayati kehidupan masyarakat pedesaan dan memupuk kepedulian sosial sehingga terbentuk kepribadian yang berwawasan kebangsaan, Mendapatkan informasi dan data siswa dalam upaya menumbuhkan semangat belajar yang tinggi, dan yang terakhir Memupuk rasa kekeluargaan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, serta keluarga besar Labschool dengan masyarakat desa.



Sebelum kami melaksanakan TO, kami semua dipersiapkan terlebih dahulu dengan suatu kegiatan yang bernama Pra TO.

Pra-TO adalah salah satu alur besar dalam kegiatan TO yang wajib diikuti oleh siswa-siswi Labsky sebelum mengikuti TO bertujuan untuk melatih kekuatan mental dan kekuatan fisik, serta menumbuhkan rasa solidaritas di angkatan. Selama 3 hari kami melaksanakan kegiatan ini dan banyak menurut saya terdapat kegiatan-kegiatan yang sepertinya tidak bermanfaat pada saat dilaksanakan, namun ternyata sangat bermanfaat. Contohnya adalah menjaga tongkat. Selama kegiatan TO dan Pra-TO, tongkat dianggap sebagai benda yang sakral yang harus selalu dijaga, hal ini menumbuhkan rasa peduli terhadap barang-barang milik pribadi, dan mengurangi terjadinya hilang suatu barang.

Pada hari pertama Pra TO kami diberikan kesempatan untuk mengecat tongkat dan membuat nametag. Desain nametag TO ternyata lebih sulit dibandingkan dengan nametag MOS karena ukurannya yang lebih besar dan lebih banyak bagian-bagian yang kecil dan sulit. Namun kami bekerja sama untuk menyelesaikan nametag tersebut. Kami  harus segera menyelesaikannya karena nametag tersebut akan dipakai di keesokan harinya. Akhirnya nametag kami pun selesai bertepatan dengan waktu yang diberikan oleh panitia berakhir. Kami hanya perlu menempel foto kami masing-masing dan melaminating nametag kami agar tahan lama. Setelah itu saya pun mencari pita yang harus digunakan saat Pra TO hari kedua & hari ketiga serta pada saat TO.

Esok harinya di hari ke-2, kami melaksanakan kegiatan lari pagi terlebih dahulu lalu kami melaksanakan kegiatan simulasi PKD dan juga diajarkan bagaimana cara memasak agar memudahkan kami saat TO nanti. Kelompok saya pun memasak tempe goreng, tumis kangkung, telur kornet, dan beberapa ayam goreng. Kami pun makan bersama-sama dengan lahap. Setelah yang pria Sholat Jumat kami pun bersiap-siap untuk presentasi mengenai PDP. Kelompok saya mendapatkan tema “hubungan tingkat urbanisasi terhadap peningkatan ekonomi keluarga pada masyarakat Kampung Parakan Ceuri”. Kami pun membuat display kami sekreatif mungkin agar terlihat menarik.

Dan di hari ke-tiga, kami dikejutkan dengan berbagai kegiatan yang memper erat tali pertemanan dan ke-solideritasaan kita angkatan 11 yang terbilang angkatan kami memiliki cukup banyak murid, sekitar 200 lebih anak. 2 hal yang terkenang dengan jelas agi saya yaitu. Hari ini adalah, hari angkatan kami disahkan dengan  3 pemimpin yang berupa ketua angkatan, dan mendapat nama angkatan. Dasa Eka Cakra Bhayangkara, nama yang lahir atas persetujuan ketiga ketua kami yang bernama, Raditya Bayu, Maga Arsena, dan Rayhan Athaya yang bermakna angkatan 11 yang menjaga keseimbangan roda kehidupan.

Kamis, 20 Oktober 2011 kami berangkat dari sekolah menuju kp Parakan Ceuri dengan bis. Bis yang kami tumpangi tidak ber-AC. Walaupun perjalanan sedikit kurang nyaman, semua terbayar oleh pemandangan sepanjang perjalanan yang cukup indah untuk membuat saya tidak menghiraukan kenyamanan saya. Perjalanan kami memakan waktu beberapa jam. Saat sampai di Purwakarta, jantung saya berdebar membayangkan seperti apa tempat yang akan saya tempati selama 5 hari kedepan.

Saat bis berhenti di suatu kampung, saya kira kami telah sampai di tujuan. Beberapa menit kemudian, saya baru tahu kalau kampung yang kami tuju masih jauh. Awalnya, saya tidak tahu apa yang sedang semua orang termasuk saya berjalan dan mengantre di barisan yang sangat panjang dengan anggota-anggota kelompok lain. Setelah berjalan beberapa meter dari tempat dimana kami turun dari bis, saya bisa melihat pemandangan yang sungguh mengagumkan. Tapi sebetapapun mengaggumkan pemandangan itu, saya belum bisa melihat kampung lain selain kampung tadi. Ternyata, kami masih harus berjalan (tepatnya hiking) lebih jauh untuk sampai ke kampung Parakan Ceuri. Walaupun berjalan jauh, lelah tidak terasa karena udara yang sejuk ditambah pemandangan indah yang tidak dapat saya lihat setiap hari.

Sesampainya disana, kami disambut dengan baik oleh para warga kampung Parakan Ceuri. Kami berbaris lagi dan menjalankan serah terima anak dari guru-guru kepada orangtua asuh kami. Pertama masuk rumah mereka, tanggapan saya adalah rumah itu sangat unik dengan pondasi- pondasi kayu yang telihat menopang di rumah diatasnya yang biasa disebut sebagai rumah panggung, terasa adem, suasanya nyaman, dan juga bersih. Ditambah dengan kehadiran 2 anak dari orang tua asih kami yang lucu, imut, dan menggemaskan.

Orang tua asuh kelompok kami hanya beranggotakan ibu dan kedua anaknnya, yang sedang berada dirumah. Pada awal kami diberi kelompok utnuk TO ini, dituliskan kalau kami akan diasuh oleh bapak yang bekerja sebagai TKI, dan kaget ketika kami sampai disana bahwa bapak yang akan mengasuh kami bertepatan dengan waktu beliau bekerja diluar. Tersisa, ibu yang  bekerja sebagai ibu rumah tangga, namun membantu juga perswahan orantuanya yang aktif bersawah.

Kami ditugaskan untuk mengerjakan tugas PDP kami yang mengharuskan kami untuk melihat dan mengobservasi tempat orangtua asuh kami bekerja. Awalnya kami hanya membantu tugas ibu sebagai ibu rumah tangga, dengan membenahi rumah hingga bersih. Selain mencari tahu tentang cara penyulingan minyak, kami juga mewawancara warga yang tinggal di dekat tempat penyulingan. Selesai dari situ, kami pulang ke rumah orang tua asuh. Pada malam hari, dilaksanakan pentas seni. Pensi adalah kegiatan dimana setiap kelompok yang lolos audisi tampil menampilkan drama yang sudah dipersiapakan semenjak PRA TO. Tapi malam itu baru sebagian kelompok yang ditampilkan. Setelah itu kami pun kembali ke rumah masing-masing dan beristirahat. Namun saya dan divan bertugas untuk menjaga vendel pada malam itu. Kami mendapatkan shift pertama hingga jam 12.00 malam. Kami tidak boleh tertidur dan jika kakak-kakak OSIS datang dan memberikan sinyal-sinyal dengan kertas mika berwarna, kami pun harus membalas sinyal dari kakak-kakak OSIS tersebut.

Diawali dengan bangun untuk sholat Subbuh pada jam 3:30 pagi, saya merasa sangat tidak enak badan. Mungkin karena udara yang sangat dingin, saya sendiri tidak terlalu tahu. Karena kondisi saya yang tidak memungkinkan untuk sholat berjamaah, saya bersama 1 orang lain shift menjaga rumah dan memasak sarapan.

Hari kedua dan ketiga, diawali dengan olahraga pagi. Hari kedua olahraga berupa lari pagi, sedangkan hari ketiga olahraganya berupa senam. Kami mempersiapkan segala kegiatannya di waktu regang seperti dimanfaatnya pergantian shift, yang jaga rumah membantu tugas- tugas yang diberikan. Seperti selama dua hari ini, kegiatan kami pada siang hari adalah mempersiapkan PDP, PKD, dan Lintas Budaya.  Lintas Budaya kami bertemakan amerika latin. Perwakilan kelompok kami untuk lintas budaya ialah Adif dan Syifa.

Saat TO, hal yang paling diburu setiap kelompok adalah pita hijau. Salah satu cara mendapat pita hijau adalah kalau kita memberi surat cinta kepada OSIS. Kelompok kami mendapat pita lumayan banyak dari surat cinta walaupun hanya sebagian yang memberi.

Malam harinya pada hari kedua, kelompok kami tampil pentas seni karena kelompok kami lolos audisi. Awalnya kami tidak yakin dengan penampilan kami, dan terkaget- kaget kalau kami lolos audisi untuk pentas Seni. Dengan persaingan yang ketat dan minat para teman- teman yang tampil dengan maksilma dengan berbagai kostum dan alur cerita yang baik. Sedangkan kami hanya menampilkan tarian kompak, yang bertemakan Bolang.  Bukan berarti kami Menyerah sebelum bertanding, tapi memang kami semua dibuat bingung oleh keputusan para juri yang menilai. Bagi kelompok yang lolos diwajibkan untuk tampil kembali saat TO.  Dan kamipun membawa segala perlengkapan untuk itu. Pentas seni selesai pada pukul 10.00 malam dan kami pun kembali ke rumah masing-masing dan beristirahat. Namun seperti malam kemarin, malam ini masih terdapat shift malam atau jaga vendel.

Kelompok 28  belum mendapat posisi urutan untuk Penjelajahan karena tidak memenangkan PKD, PDP, maupun Lintas Budaya. Dikarenakan hal itu, kami berinisiatif untuk datang paling pertama agar mendapat urutan depan untuk Penjelajahan. Jam 5 pagi, seusai sholat Subbuh, semua anggota kelompok saya segera bergegas ke lapangan. Sepertinya kelompok lain tidak terpikir untuk datang pagi-pagi karena kelompok 28 adalah kelompok pertama yang sampai di lapangan—kami pun kalau tidak salah mendapat urutan ke-10 untuk Penjelajahan.

Melelahkan, namun tidak akan dilupakan. Itulah hal yang saya pikirkan selama Penjelajahan. Rasa sakit yang dirasakan di kaki bukan main, namun karena saya tidak mau membebani kelompok saya, maka saya tetap berjalan. Banyak sekali kejadian-kejadian lucu maupun menyeramkan yang saya alami selama Penjelajahan, semuanya tidak akan pernah bisa dilupakan. Dimulai dari pos kesenian dimana muka saya dicoret-coret dengan lipstick, sampai pos terakhir dimana kaki saya lecet dan berdarah karena terkena batu, semuanya adalah bagian dari penjelajahan yang saya jalani. 

Tanpa mengabiskan banyak waktu, seusai melapor kedatangan, saya langsung menuju ke rumah dimana saya tertidur sebentar sambil menunggu giliran mandi. Setelah bersih diri, saya langsung makan mengambil sleeping bag dan tertidur karena sangat lelah.

Pada malam hari, diadakan kegiatan api unggun—kegiatan yang menandakan bahwa TO akan segera selesai. Bagi saya, malam itu adalah malam yang…menggalaukan, namun menyenangkan. Saya bernyanyi dan tertawa bersama teman-teman selama api unggun masih menyala.

 Befoto dengan gaya sesuai Tema penjelajahan (1)


 Narsis 1
 Foto bersama keluarga TO
 Befoto dengan gaya sesuai Tema penjelajahan (2)


Tak terasa 5 hari telah terlewati di Purwakarta ini. Pada hari terakhir kami hanya melakukan sholat shubuh dan bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Kami pun harus berpamitan kepada keluarga asuh kami dan kami pun merasa sangat sedih. Lalu kami meletakkan tas-tas kami ke dalam truk untuk dibawa ke Jakarta terlebih dahulu. Setelah selesai meletakkan barang-barang, kami pun pergi ke lapangan untuk melaksanakan apel penutupan. Lalu kami pun segera menuju bis dan kembali ke Jakarta. 5 hari di Purwakarta terasa sangat cepat. Penjelajahan dan api unggun adalah bagian yang paling saya sukai dan tak mungkin saya lupakan karena terlalu menyenangkan untuk dilupakan. Biarkan semua pengalaman indah tersebut tetap terekam di ingatan saya dan Dasa Eka Cakra Bayangkara. 

1 comments:

{ Unknown } at: August 26, 2021 at 12:27 AM said...

Kapan kalian bisa ksni lagi?. Kami rindu kalian ❤

Post a Comment

 

Copyright © 2010 Historical X For Labsky, All Rights Reserved. Design by DZignine