Nama saya Dwiki Syahbana Putra. Lahir di Tanggerang pada bulan ke- 5 hari 1 tahun 1996. dibesarkan disana, di didik disana, dan aku bermain disana. Tepatnya, didaerah kelapa dua, karawaci. Sekitar empat tahun aku tinggal disana, dan mulai masuk dunia pendidikan di TPA (tempat penitipan anak) dekat rumah. Tidak sekedar seperti namanya “penitipan” aku tidak melakukan apa - apa, tapi disana aku diberi pendidikan agama seperti bava tulis al-quran dan lain – lain. Sebab aku dititipkan seperti itu, karena kedua orang tua ku yang bekerja setiap hari dan pulang selalu malam. Aku habiskan sekitar 4 tahun masa balitaku disana. Dengan bermain bersama teman – teman sebaya hingga maghrib dan menonton tv sorenya bersamaan minum susu, dan itu kehidupan saat di tanggerang. Di Tanggerang saya tinggal bersama ayah, ibu, kakak, om, dan nenek.Om adalah anak terkecil dari keluarga ibu nenek juga. Dan kebiasaan ku sewaktu kecil adalah tidur ditemani mereka dan ketika bangun mereka hampir setiap saat saya ompolin. Namun seiring berkembangnya zaman, faktor jasa sangat dibutuhkan saat itu. Sehingga ayahku yang awalnya staff di MPR lalu menjadi kepala biro dan mulai pindah ke kota Jakarta yang konon sejahtera ini.
Di Jakarta saya dan keluarga tinggal di jalan kamboja komplek MPR, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Rumah ini bukanlah rumah asli saya. Namun saya tinggal dan dibesarkan disini. Degan sebutan rumah dinas tepatnya. Tidak besar rumah ini dibanding dengan yang lain. Namun mulai terbiasa dengan keadaan rumah yang berada di dekat masjid dan ring basket di depannya. Saya mungkin termasuk warga yang suka menetap dirumah. tidak bercengkrama dengan mereka dn ahkan kenal satu sama lain. Bagi saya itu adalah kebiasaan buruk tapi memang begitulah saya.
MASA BALITA
Tepat umur 5 tahun saya disekolahkan di taman kanak – kanak kelas A di Dwi Matra, bersamaan itu saya juga ditipkan di TPA pengajian dimasjid dekat rumah. Kebanyakan aktifitas saya cukup beradaptasi dikelas A saja. Namun saya mulai aktif di kelas B, saya mulai mengikuti lomba di kelas B ini. Bermula pada saat kartini, saya mengikuti lomba busana. Saya memakai kostum atasan kuning dengan sarung bak wali jogja nan bijaksana dengan khiasan titik hitam di bagian kening seperti tahi lalat. Alhamdulillah tanpa saya kira sebagaimana perlombaan ini yang sangat ketat penuh beragam kostum dan gaya model yang khas saya mendapat juara dua untuk lomba ini. Diperlombaan selanjutnya, saya berusaha dalam bidang seni pada perlombaan menggambar namun sangat disayang saya kalah, dan seperti pikiran anak sebaya lain pupus sudah semua harapan itu sangat menyakitkan. Saya belajar dari situ dan diperlombaan gambar berikutnya saya mendapat juara 2 lagi namun dengan hadiah berupa sejumlah uang dan itu langsung saya belikan kasur untuk disumbangkan ke masjid. Dengan memenangkan beberapa perlombaan, hal itu membuat saya sedikit semangat. Mulai selanjutnya saya bisa mulai percaya diri dan ikut pentas menari TK B.
Di masa balita saat tinggal di Jakarta ini, saya tinggal masih bersama om dan nenek saya. Dan selama saya belajar di TK saya selalu ditemani nenek dan mbak saya pergi kesekolah. Senang sekali bermain dengan mereka, bahkan sampai kami hujan – hujanan ketika pulang. Saya yang tertawa- tawa sambil berlari – larian didepan mereka. Dan nenek yang tersenyum melihati saya sambil berjalan dibawah payung bersama mbak saya. Saat itu juga saya habiskan hidup saya dengan bermain namun juga sedikit belajar saat itu.
Di taman kanan- kanak itu, saya menemukan teman yang menggembirakan dan beragam. Saya belajar berinteraksi dengan banyak teman disana, bermain bersama dan belajar bersama membuat saya lebih rajin dating kesekolah. Dengan penuh kegiatan dan aturan mereka buat ke kami. Tidak lupa saya senang sekali bermain di halaman depan yang penuh dengan permainan seperti, perosotan, besi bergelantungan , besi seperti lingkaran untuk berkumpul, jungkat – jungkit danlain – lain. Serta kolam renang yang tersedia di belakang halaman saat ada jadwal renang.
Jelas sekali saya habiskan waktu balita saya dengan bermain dan belajar, dan banyak interaksi social yang saya lakukan saat itu, belajar akademik dan berbicara dengan orang lain. lmu social saya dapat dengan mudah saat itu. Dan hal itu akan sangat berguna saat saya di jenjang pendidikan berikutnya.
Dua tahun saya bermain di TK, dan sudah saatnya memasuki dunia SD. Dunia dimana kita berubah sebagaimana rodkehidupan ini ada. Bayi, balita, remaja, dewasa, manula, dan kembali kepadanya. Di SD ini kita mengalami perubahan dari balita menuju remaja. Atau bahkan dari balita, remaja, dan langsung ke dewasa bagi mereka yang sudah mengalami masa pubertas. Namun dengan kedewasaan sepenuhnya.
Saya ingat sekali saat kenaikan kelas itu saya ingin dibelikan sebuah PS 2, dan akhirnya itu menjadi milikku setelah ayah membelikannya. Semakin semangat aku karena hadiah itu. Tidak lepas dari kegiatan bermain aku mulai mempersiapkan apa saja untuk kelas satu nanti. Kini saya belajar di SD Islam Dwi Matra. Dwi Matra sekolah berakreditasi A yang tidak jauh dari rumahku, bertempat di dalam komplek dan tidak terlalu mewah.
Siswa – siswi di Dwi Matra ini tidak jauh berbeda dengan saat aku di TK dulu. Karena sebagian besar murid TK disana pindah ke tempat yang sama, namun wilayahnya sedikit berbeda. Pertama kali kami masuk kelas, kami disuruh untuk memperenalkan diri masing- masing. Mulai dari nama kita, lahir dimana, nama orangtua, samapai ke tempat tinggal. Memang begitulah salam perkenalan di setiap tempat. Kita harus memperkenalkan diri masing - masing. Seperti pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang”.
Masalah prestasi mungkin cukup mudah saat itu untuk mendapatkan peringkat pertama atau 3 besar. Mungkin karena mudah dan sedikitnya materi saat itu. Sayapun tidak terlampau sulit untuk mengikuti pelajaran. Waktu senggang masih ada untuk bermain dirumah, bahkan sekolah. Dengan jaminan saya peringkat atas. Dan hal itu saya pertahankan sampai kelas empat.
Foto Di rumah Tanggerang
Foto bersama ayah di Taman Safari
MASA SD
Di tahun pertama, saya sudah berkenalan dengan beberapa kawan, satu kelas maupun lain kelas. Bermodalkan ilmu social dan kepolosan saya memberanikan diri untuk menyapa dan saling bercengkrama. Saya mendapatkan banyak sekali teman yang unik, dan cerita mengesankan. Seperti anak yang tidak bisa berkata “r” atau cadel. Itu mungkin hal baru bagi saya. Dan keanehan itu saya dan teman – teman bantu, bukan saling menghujat. Kami bantu dengan mengajarinya berkata “r” dan memberikan kalimat – kalimta yang terdapat unsur “r” –nya. Alhamdulillah ia fasih melakukannya sekarang.
Setelah itu saya menemukan teman bule yang rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Saya ingat sekali kalau ibu dari dia adalah vokalis band yang katanya ternama saat itu, bernama bunglon band. Ia mempunyai banyak sekali mainan. Yang hampir setiap pulang sekolah selalu main ketempat dia. Sampai kelas 3 ibunya memutuskan untuk pindah keluar negeri. Dan banyak lagi cerita dan pelajaran yang dapat saya ambil dari itu.
Mulai kelas dua kami sudah saling mengenal satu sama lainnya. Dan menurut saya mulai sekaranglah kompetisi antar siswa dimulai. Dengan diajarinya pelajaran baru yang menurut kita rumit. Seperti ilmu hitung matematika yang mengajari bahwa, contoh 5 ditambah 5 sebanyak 5 kali itu kita sembut 5 dikali 5. Dan ilmu pengetahuan alam yang membuat padangan kita terbuka saat itu.
Suatu ketika guru matematika ku memberikan kami sebuah tantangan. Berupa hafalan yang wajib kita hafal nantinya. Dan bagi bebeapa orang tercepat, akan ia beri sebuah seritifikat. Dan Alhamdulillah saya adalah salah satu daribeberapa anak itu.
Teman unik lainya saya dapat dikelas 3 ini. Ia sekelas dengan saya. Dia bukan anak pindahan namun saya baru kenal dengan mereka. Dua anakyang memiliki tangan seni dengan hasil begitu indah jika disbanding dengan teman sebaya lainnya. Laki dan perempuan, mereka bukan saudara. Yang laki pandai sekali membuat bentuk mobil F-1 yang sedang tenar saat itu, detail dengan ukiran sponsor ia tambahkan di mobilnya. Dan yang perempuan pandai sekali membuat gambar manusia. Namun saat itu saya hanya melihat gambarnya dengan muka dan setengah badan saja. Gambar itu kami temukan tidak sengaja setelah pelajar seni. Dibagian tengah buku itu ia simpan. Dengan penuh warna ia hiasi muka itu dan dengan kontras warna kulit yang seharusnya sulit ditiru.
Disini lah waktu dimana kepribadian saya sedikit berubah. Awal kelas empat saya sangat spontan. berawal dari libur kenaikan kelas 4. Saat itu saya sedang menonton tv, dan entah kenapa saya ingin sekali disunat. Kebetulan ada tamu seorang dokter dan dia adalah kakek dari ayah, kakak dari ayah ayahku. Beliau saya panggil akik dokter, sesuai profesi tentunya. Beliaupun kebetulan membawa asistennya serta alat dan perlengkapan. Pada saat itulah saya disunat. Kurang lebih dua minggu saya tidak masuk sekolah. Dan hari pertama saya merasa canggung karenaitu adalah pengalaman pertama saya bolos selama itu. Saya merasa tertinggal sangat jauh. Dan alhasil saya mendapat hak buruk dipelajaran matematika. Rasa malas menghantui saya karena telalu lamanya bolos. Berdampak kesmua pelajaran terlebih di matematika, materi yang rumit menambah derita saya dalam belajar. Semua usaha saya keluarkan agar menjadi rajin kembali.
Suatu ketika saya melihat seorang wanita yang entah saya kenal atau tidak. Namun seingat saya tidak ada anak yang seperti dia sebelumnya. a sedang asik tertawa dan bermain dengan teman sekelasnya. Dan saya diberitahu kalau ia adalah murid baru di sekolah ini. Ditambah dengan dengan seorang perempuan lainnya dan seorang laki – laki berkacamata, tinggi, dan sangat cerdas. Laki – laki itu bernama Arsya pratama. Ia bersekolah di SMP 115. Namun hal buruk menimpanya. Laki – laki cerdas itu terkena masalah kesehatan ketika ia sedang ada kegiatan sekolah. Dan ia diketahui wafat saat dibawa ke rumah sakit. Kenangan indah bersamanya. Ia adalah teman basket, sekaligus teman bermain fisik saya. Ia begitu kuat dengan tangannya yang besar.
Lalu kedua teman saya bernama annisa sharinka candrastari yang baru pindah dari muhammadiyah dan aisya qania putrid entah ia dari mana. Dan mereka murid baru menambah semangat saya dalam belajar disekolah.
Tapi karena tertinggalnya saya di dasar dalam tahun ini. Maka pada tahun keempat saya belajar disini menjadi tahun terburuk. Dan kemalasan itu tidak hanya berdampak pada nilai akademik saya, namun ke perilaku sehari –haripun ikut terpengaruh. Keterlambatan saya meningkat dan ini adalah akar dimana dampak itu menular sekarang.
kelas empat, dan kelas lima berlalu. Dan kelas enam saya alami sekarang. Di tahun ini ketegangan di angkatan saya semakin terasa dengan adanya program UASBN atau ulangan harian berstandar internasional. nilai ulangan ini adalah nilai penentu dimana saya masuk SMP nanti. Sangat disayang saya mendapat nilai yang buruk atas tes ini. Namun karena nilai UASBN ini paling berpengaruh ke sekolah negeri, jadi saya masih aman untuk mendapatkan sekolah yang bagus
Foto studio di ITC
Foto dipagi hari sebelum berangkat sekolah
Foto saat kenaikan kelas, Pantai Bali
MASA SMP
Berdasarkan pengalaman dari kakak, ia bersekolah di SMP Labschool Kebayoran dan menurut iya belajar disana adalah hal yang luar biasa. kedisipilinan yang kuat menambah nilai positif dari sekolah itu. Dan siswa serta siswi mereka yang selalu di didik untuk berpedoman kepada 5 panduan hidup. lulusan dari seklah itupun juga tidak diragukan lagi kesuksesan mereka. dan alhamdulillah saya dapat bersekolah di SMP yang di idolakan itu.
3 tahun berlalu saya berada disana. penuh kenangan yang menyangkut dibenak saya. entah itu angakatan saya scavolendra talvoreight, teman - teman paskib, guru - guru atau adik serta kaka kelas yang melengkapi petualangan saya disana.
Seperti biasa, untuk perkenalan awal kami saya wajib diikutkan program sekolah yaitu MOS(masa orientasi murid) waktu dimana kita saling mengenal). Tidak hanya antar murid, namun guru kaka kelas dan fasilitasnyapun juga.
Begitu cepat berlalu, di tahun ke dua saya duduk belajar dan banyak sekali harapan di saya. Dimulai dari keanggotaan OSIS(organisasi sekolah). Harapan saya untuk mengikuti itu sirna, setelah diberitahukan kalau saya tidak lolos dalam seleksi itu walaupun saya lulus. Semangat yang baru saja tumbuh setelah pulih dari kemalasan pupus. Namun setelah itu, saya mencoba mengikuti organisasi pengurus upacara atau yang biasa kita sebut paskibra.
Teman - teman paskibra mempunyai kekerabatan yang kuat. Mungkin hal itu diakibatkan karena adanya petinggi dari osis itu sendiri ketum dan kabid. Memang mereka diwajibkan untuk ikut organisasi tersebut. Tetapi setelah sekian panjang cerita yang saya alami bersama praskibra. saya sendiri ditunjuk menjadi ketua pengurus ini. Namun mungkin karena sudah tidak ada dari mereka yang bersedia atau karena sebagian besar adalah anggota osis. Sesuap semangatlah yang bisa ditambah dalam sehari - hari.
Berlanjut saya di kelas tiga. Euforia ketegangan sama seperti dikelas enam dulu. Adanya ulangan nasional membuat saya sedikit menyendiri karena fokus pada ujian itu. Tapi dengan dimulai dari pengesahan nama angkatan serta ketua dan jajarannya. Hal itu membuat kami kompak satu sama lain. Memang hasil ujiannya nasional saya tidak ada yang patut saya banggakan. Tapi sangat beruntung sekali bahwa saya diterima kembali di almamater yang sama di SMA Labschool Kebayoran ini.
Foto lari pagi terakhir bersama temen - teman
Dengan semangat baru yang luar biasa ini saya awali di tahun pertama saya masuk. Dengan teman- teman baru disekitar dan suasana didalamnya. Yang membuat saya mecoba untuk ikut kepengurusan MPK di tempat ini. Tugas yang berbeda dengan OSIS membuat saya ingin belajar berorganisasi dahulu agar dapat bermanfaat dan agar saya terapkan nantinya.
Sampai saat inilah kisah - kisah itu berlanjut. banyak sekali kenagan baik yang ingin saya ulang bersama - sama. Namun ada kenangan buruk yang ingin sekali saya ubah tentunya. Dan semua semangat ini pastinya dari orang - orang yang turut mendukung saya dan yang sudah melengkapi hidup saya, teman - teman tercinta.
Mungkin banyak sekali cerita yang saya lantunkan tetang teman - teman saya. Namun karena merekalah garis besar hidup saya terbuat. Cerita - cerita itulah yang membuat saya terkenang sampai sekarang dan masih banyak lagi cerita lain yang terlewat. Banyak pula tujuan hidup saya kedepan. Semoga tetap lancar dan tetap semangat menggapainya.