Tugas-1: Dari Labsky Menaklukkan Dunia - "Pengusaha Muda Untuk Dunia"

               A. Merancang Mimpi

               Nama saya Rozaan Wiryanto. Saya anak biasa yang tidak berbeda dengan yang lainnya. Dulu saya mempunyai cita-cita yang sama seperti ayah saya. Menjadi insinyur mesin, dan berkerja di perusahaan swasta. Mungkin cita-cita itu masih berlaku sampai sekarang. Hanya saja “urutan” cita-cita-nya yang berubah. Sempat juga saya bercita-cita masuk jurusan IT di ITB. Sebenarnya belum ada cita-cita pasti dalam diri saya Dan cita-cita ke-3 saya muncul pada Awal bulan Februari lalu (2010) sekitar kelas 8. Aku melihat ada satu permainan yang sedang “booming”. Mainan itu bernama Rubiks. Saya termasuk seorang pembeli awalnya. Tiba-tiba saya mendapat sebuah bisikan alam! Saya mendapat ide yang mengatakan “bagaimana jika kamu menjual mainan ini ke teman-teman mu?” akhirnya aku mendatangi salah satu penjual mainan di pasar malam dekat rumahku. Aku nego dengannya dan lumayan hasilnya, aku mendapat harga yang cukup murah. Aku menjual mainan ini kepada teman-teman. Hasilnya walau tidak terlalu banyak, tapi lumayanlah untuk menambah uang jajan. Ya. Cita-cita saya yang ke-3 adalah menjadi pengusaha.
                saya menyukai cita-cita ku yang ke-3 (pengusaha), karena pekerjaan itu bersifat bebas. Kita dapat ber-eksperimen dalam bisnis kita sendiri. Tidak terbatas dengan peraturan orang lain. Tidak perlu berpendidikan tinggi (walau akan jauh lebih baik jika di tambah dengan ilmu yang tinggi juga). Dapat belajar untuk membentuk sebuah “sistem kerja” yang efisien. Belajar untuk berusaha mempertahankan reputasi, dengan cara menjawab dengan baik pelanggan yang bertanya, atau fast respond menjawab SMS atau telepon yang datang, dan masih banyak lagi. kita juga berlatih untuk mencari cara untuk tetap bertahan dalam sebuah persaingan bisnis, tanpa harus menjatuhkan bisnis orang lain. Melatih akal, kecerdasan, dan kreatifitas untuk menyelesaikan suatu masalah. Dan masih banyak hal lain yang bisa saya dapat dari cita-cita itu.
                Mengenai cita-cita saya yang pertama (insinyur mesin). Saya menyukai itu karena disana kita dilatih berpikir logis, dan saya memang menyukai pelajaran fisika dan maatematika. Mungkin itu ter-tular dari ayah saya. Jadi kalau-pun saya memilih menjadi insinyur mesin, saya tidak akan merasa keberatan.
                Setiap cita-cita, pasti ada kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari pengusaha, adalah kehidupan tidak ada yang menjamin. Tidak ada yang namanya pengurangan biaya rumah sakit, kendaraan, dan lain-lain. Tidak ada juga jaminan gaji yang menetap, kecuali saya sudah membuat perusahaan besar. Dan terakhir, resiko tutup/bangkrut lebih besar. Tetapi kelebihan-nya adalah, cita-cita ini tidak kenal yang namanya umur. Bahkan kita bisa memulai bisnis dari umur 6 tahun (yang penting ilmunya sampai). Tidak ada sama sekali batas umur. Bahkan cita-cita ini adalah pekerjaan yang paling sering di pilih oleh orang-orang yang sudah pensiun dari pekerjaannya yang lama.
Kekurangan menjadi karyawan suatu perusahaan adalah, harus menuruti banyak peraturan-peraturan dari perusahaan itu. Hal itu membuat kita merasa kurang bebas melakukan banyak hal. Menjadi karyawan juga memakan waktu yang lama. Menjadi karyawan pasti brangkat ke kantor subuh sekitar jam 6 pagi, bahkan bisa jam dari jam 5 pagi. Pulangnya pun cukup larut, jam 5 sore atau jam 8 malam. Bahkan bisa lebih.  Jadi dalam jangka waktu itu, kita akan banyak kehilangan pengalaman, kehilangan waktu dengan keluarga, dan kekurangan waktu untuk menghibur diri. Kelebihan-nya adalah gaji,  dan kehidupan yang bisa di bilang terjamin. Walau gaji hanya sekedar cukup, tapi gaji yang didapat sudah dapat di pastikan. Lagi pula, terkadang karyawan dapat bantuan biaya lain, seperti rumah sakit, kendaraan, dll.

B. Target-Target Mewujudkan Mimpi

Untuk mencapai cita-cita saya menjadi insinyur mesin, berarti saya harus masuk jurusan IPA di SMA ini, lalu saya masuk kuliah di sekolah yang bagus dalam jurusan teknik seperti ITB. Dalam perjalanan itu, saya harus belajar dengan sangat serius. Terutama dalam pelajaran matematik, ipa, biologi. Karena tidak sedikit orang yang mempunyai cita-cita seperti saya. Jadi tidak-lah mudah untuk mencapai cita-cita ini. Untuk sekarang, saya lebih fokus ke pelajaran fisika, dan matematika. Karena pelajaran itu adalah 2 dari 3 pelajaran wajib yang di perhatikan dalam pemilihan jurusan. Target saya adalah mendapatkan nilai matematik, dan fisika minimal 5 terbaik di kelas. Memang tidak mudah, tapi harus saya lakukan itu demi terwujudnya cita-cita saya. Walau begitu, tidak saya acuhkan juga pelajaran lain terutama pelajaran Biologi. Pelajaran Biologi termasuk pelajaran penting untuk masuk IPA, sayangnya saya dapat di katakan lemah dalam mata pelajaran tersebut. Yang menjadi kendala saya adalah menghafal nama-nama latinnya. Saya memang sedikit parah dalam hafalan. Jangan kan hafalan, Jadi saya harus extra dalam pelajaran tersebut dan berusaha keras untuk menyukai-nya.
Selain itu, saya juga mempunyai target untuk pergi ke German untuk mengambil S1-nya. Ini sebenarnya target utama saya, mengapa target utama? Karena dengan begitu standard usaha belajar saya akan meningkat, karena lebih tidak mudah untuk mencapainya dibandingkan dengan target-target saya yang sebelumnya. Dengan terbiasanya kita dengan target hidup yang tinggi, bila kita tidak dapat mencapainya dan harus mengambil target dibawahnya, maka akan terasa lebih mudah menjalani-nya. Begitu pula sebaliknya. Kalau target utama lebih ringan dari target ke-2, maka akan jauh lebih sulit jika kita tidak mencapai target yang pertama. Itulah yang di maksud dalam kata-kata “pilihlah cita-cita setinggi mungkin”
Dan untuk mencapai cita-cita saya yang ke-2, target saya hanya satu, yaitu dapatkan sebanyak mungkin pengalaman. Karena kunci dari cita-cita saya yang ini adalah pengalaman.tapi pengalaman apa yang harus di dapat? Banyak. Pengalaman negosiasi, pengalaman sosialisasi, pengalaman membaca karakter orang yang bru kita kenal, pengalaman sukses dalam suatu bisnis, pengalaman bangkrut, pengalaman di tipu, pengalaman bersaing dengan pembisnis lain, dan masih banyak lagi yang perlu kita pelajari, dan belum kita tahu. Sejak bulan februari tahun 2010 lalu, saya memulai belajar banyak hal tentang menjadi pengusaha. Memang usaha-usaha saya yang sekarang adalah usaha dalam skala kecil. Tetapi itu smua hanya masalah skala. Tapi ilmu yang di dapat, tidaklah mengenal skala. kita melakukan usaha kecil, maupun usaha besar, ilmu yang berlaku tidaklah jauh. Dan tetaplah ingat, pengalaman tidak hanya dapat didapat dari diri sendiri, tapi bisa juga dari cerita-cerita atau pengalaman orang lain.
Usaha pertama yang saya lakukan adalah usaha mainan, pertama-tama saya hanya menjual di sekolah saja, tapi jika seperti itu, masa jenuh akan lebih cepat datang. Jadi saya dan ayah mencari cara lain dalam melanjutkan usaha kecil-kecilan saya. Kami mendapat ide untuk menitipkan sebagian stok di warung depan rumah (kebetulan dekat dengan sekolah) dan kami juga mulai untuk pasang iklan di internet. Dan ternyata semakin lancar usaha saya, dan kebetulan juga memang mainan ini sedang booming-booming-nya di Indonesia. Salah satu ilmu yang dapat saya dapat adalah “jika ingin menjalankan suatu bisnis atau usaha, di usahakan sebisa mungkin mencakup semua, yaitu dari ekonomis, sampai mahal” hal itu dapat saya lihat di perbedaan banyaknya barang yang laku antara warung dengan di internet. Barang yang banyak laku di warung adalah barang yang hanya senilai Rp. 3.000 - Rp. 10.000 sedangkan di internet dari sekitar Rp. 15.000 – Rp. 50.000 keatas.
Masih tentang ilmu yang di atas, selain dari pengalaman pribadi, saya juga di ceritakan oleh ayah saya yang sempat juga berkenalan dengan orang yang menjual sound system untuk mobil dan sound system untuk di rumah. Singkatnya produk dia termasuk produk yang bagus kualitasnya, bahkan sampai mendapat penghargaan. TAPI di Indonesia, merek dia tidak terkenal, bahkan saya pun tidak pernah mendengar merek itu. Mengapa demikian? Ternyata jawabannya karena dia hanya bermain pada harga yang mahal. Jadi hanya sedikit orang di Indonesia yang dapat membeli produknya. Mungkin di luar negri produknya terkenal, dan dia sudah mendapat untung yang sangat besar. Tapi coba bayangkan, berapa kali lipat lebih banyak yang bisa ia dapat apabila merek itu membuat tipe ekonomis, dengan kualitas yang bagus? Bisa jadi barangnya menyebar merata ke seluruh dunia, Toh dia tidak akan kehilangan keuntungannya dari produk mahalnya dia. Itu salah satu ilmu yang saya dapat, dan itu sangatlah berguna bagi saya.
Pengalaman-pengalaman seperti itulah yang masih saya cari dan kumpulkan sampai sekarang. Walau tidak semua pengalaman saya hadapi, tetapi bisa saja pengalaman itu datang dari orang lain. Pasti masih banyak pengalaman-pengalaman lain yang belum saya dapatkan. Pesan saya untuk semuanya adalah, lakukan semua hal dan jangan lewati setitik pun, karena semua yang kita lewati pasti mempunyai makna yang lebih untuk kita dan orang lain. Sekian dan terimakasih.

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © 2010 Historical X For Labsky, All Rights Reserved. Design by DZignine