MASA BALITA
Nama saya Inaz Zakia, biasa dipanggil Inaz. Saya lahir di Bandung tepatnya di Rumah Sakit Bersalin Biben pada Jumat, 9 Februari 1996. Orang tua saya bernama Tuti Sudiarti dan Burhanuddin Husaini. Saya bersuku sunda dari ibu saya dan betawi dari ayah saya. Saya anak terakhir dari 3 bersaudara dan saya memiliki 1 kakak laki-laki yang bernama Erik Ekawijaya dan 1 kakak perempuan yang bernama Ulfa Zavira.
Saya tumbuh seperti anak-anak lainnya dengan masa kecil yang bahagia dan menyenangkan. Masa kecil saya kebanyakan saya habiskan dengan bermain. Sebelum menetap di Jakarta, kami sekeluarga tinggal di Bandung dan pindah ke Tangerang pada saat saya berusia sekitar 2 tahun 8 bulan tepatnya pada bulan September 1999. Kami pindah mengikuti pekerjaan Ayah dan Ibu saya yang harus bertugas. Ayah saya bertugas di Jakarta sedangkan ibu saya di Tangerang.
Saat saya memasuki jenjang TK, saya bersekolah di Taman Kanak-kanak Dahlia di Jombang, Tangerang. Karena jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, maka saya menggunakan becak sebagai transportasi, dan sampai sekarang saya masih bisa mengenali bapak tukang becak langganan saya dahulu dan beliau juga tetap mengenali saya. Saat saya TK, saya sering bermain balok dan adu keong bersama teman-teman. Keong tersebut biasa dijual di depan taman kanak-kanak. Suatu ketika keong yang saya miliki hilang dan saya menangis sekencang-kencangnya.
Di depan TK saya, terdapat banyak penjual makanan kecil dan mainan untuk anak. Ibu saya mengatakan bahwa saya tidak boleh membeli gulali disana karena takut kotor dan menyebabkan saya sakit perut. Tetapi saya ingin sekali mencoba gulali tersebut, maka saya membeli gulali itu tetapi denga porsi lebih sedikit dari yang seharusnya agar saya cepat menghabiskannya dan tidak diketahui oleh ibu saya. Pada akhirnya, suatu ketika ibu saya mengetahui kenakalan saya lalu saya sempat dimarahi.
MASA SD
Saya melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar ke SDI Al-Azhar 17 Bintaro karena kakak pertama saya bersekolah di sekolah yang sama. Saat itu saya sangat takut untuk berhadapan dengan hal baru, teman-teman baru, dan suasana baru. Layaknya anak kelas 1 lainnya, pada minggu-minggu pertama masuk sekolah, ibu saya menemani ke sekolah. Tetapi, saya bersikeras untuk ibu saya agar menemani saya di dalam kelas, padahal orang tua murid lainnya menetap di luar kelas. Sungguh memalukan.
Ketika saya kelas 2 SD, saya sedang bermain bulu tangkis tetapi menggunakan penggaris dan bola kecil. Ketika saya mengayunkan penggaris untuk menangkis bola, tidak sengaja penggaris tersebut mengenai bagian atas pipi teman saya hingga mengucurkan darah. Saya seketika langsung panik dan tidak tahu harus berbuat apa.
Suatu ketika, saya dipilih bersama teman-teman lainnya untuk mengikuti perlombaan pramuka. Ketika itu saya sangat bersemangat dan berlatih morse dll. Tetapi, sehari sebelum perlombaan dimulai, saya jatuh sakit sehingga saya tidak dapat mengikuti perlombaan tersebut, padahal segala perlengkapan dan seragam sudah saya siapkan. Saya agak sedih saat itu tetapi akhirnya saya dapat merelakannya.
Setiap tahunnya, SDI Al-Azhar 17 Bintaro mengadakan acara Perjusa (Perkemahan Jumat Sabtu) yang dilaksanakan di lapangan rumput merangkap lapangan parkir sekolah. Ketika itu sedang dalam perjalanan sehabis sholat, beberapa teman saya berlari menuju tenda masing-masing sambil berteriak ‘Ada maling!!!’. Saat itu saya yang sedang bersama beberapa teman saya langsung berlari menuju ke tenda kami masing-masing untuk mengecek perlengkapan kami. Saya tidak kehilangan suatu barangpun tetapi beberapa teman saya ada yang kehilangan uang. Setelah diselidiki ternyata beberapa penghuni sebelah sekolah kami ada yang menyusup.
Pada tahun terakhir saya di SD, sekolah mengadakan perpisahan yang bertempat di Puncak selama 2 hari 1 malam, disana anak-anaknya dibagi dalam kelompok-kelompok untuk menginap. Bebeapa kelompok termasuk kelompok saya mendapat tempat di cottage sedangkan sebagian kelompok mendapat tempat di penginapan biasa. Disana kami bisa melepas penat sehabis melaksanakan UN (yang untuk anak ukuran SD) cukup berat. Kebetulan pada malam harinya sedang diadakan pertandingan bola, maka kami sepakat untuk tidak tidur dan menonton bola. Karena cuaca yang dingin, maka banyak dari kami yang memakan popmie untuk menahan dingin dan lapar. Ketika sedang asyik menonton, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar cottage kami. Kani sangat kaget hingga menumpahkan isi popmie yang sedang dimakan. Setelah itu saya membuka pintu tersebut, tetapi anehnya tidak ada satu orangpun disana, maka saya kembali menutup pintu. Ketika sudah beberapa langkah, ketukan kembali terdengar dan kami langsung berlari ke kamar karena takut ada ‘sesuatu’. Tetapi ketukan tersebut terus terdengar sehingga membuat kami heran. Salah satu teman saya lalu membuka pintu dan ternyata yang mengetuk pintu tersebut adalah salah satu orang tua murid yang ingin mengecek keadaan. Beliau kaget melihat kamar kami berantakan dan terdapat tumpahan popmie dimana-mana, akhirnya kami dibantu oleh beliau membersihkan kamar kami.
Pada keseluruhan, memori semasa sd memori yang menyenangkan dan tidak akan saya lupakan.
MASA SMP
Lulus SD pada tahun 2007, saya melanjutkan jenjang pendidikan saya ke SMP Labschool Kebayoran. Terniyata kehidupan SD dan SMP sangatlah berbeda, di SMP tidak bisa santai-santai saja. SMP Labschool Kebayoran memiliki berbagai macam kegiatan, sebagai seorang yang baru masuk, saya mengikuti Labs Fresh School Day atau lebih dikenal dengan Masa Orientasi Siswa (MOS) bersama kakak-kakak OSIS/MPK. MOS menjadi salah satu pengalaman yang tidak akan saya lupakan karena disana saya pertama kali nya harus belajar aktif berbicara, sigap dalam setiap kegiatan, dll.
Di tahun pertama saya di SMP, saya masuk ke kelas 7B atau bernama lain au7oBots. Pada saat kelas 7 ini, diadakan suatu kegiatan yang bernama Aktual dimana kami (angkatan saya, angkatan 8) akan studi lapangan dan nantinya akan dipresentasikan. Melalui kegiatan ini saya menjadi lebih aktif berbicara dan lebih menghargai kerja sama (karena tugas ini tugas berkelompok). Suatu saat, pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan SSN (Showing Sympathy for Needy). Acara tersebut berinti bahwa kami harus berbagi kepada yang lebih membutuhkan dan acara tersebut diselenggarakan perkelas. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke suatu panti di daerah Depok. Awalnya saya merasa agak gugup karena saya takut tidak bisa berbaur bersama teman-teman di panti sana. Ketika kami sampai, pengurus panti sudah menunggu dan kami digiring ke suatu ruangan besar dan disana terdapat teman-teman panti. Tidak diduga kami dapat bercengkrama dengan baik, bahkan kami bernyanyi dan menari bersama. Setelah itu, kami diajak untuk tur berkeliling panti, dip anti tersebut fasilitasnya sangat lengkap, mulai dari asrama, ruang belajar, ruang komputer, sampai kolam berenang. Setelah kami selesai berkunjung, kami berisitrahat makan siang di Universitas Indonesia (UI). Dari pengalaman SSN tersebut saya dapat belajar bahwa kita semua harus bersyukur kepada tuham atas anugerah yang diberikan, karena tidak semua orang dapat hidup layak. Di kelas 7 juga terdapat rangkaian KARISMA atau (Kaderisasi Siswa Mandiri) untuk mencari calon-calon OSIS/MPK selanjutnya, sayangnya saya tidak lolos sehingga saya tidak dapat menjadi OSIS atau MPK. Pada akhir tahun kelas 7 ini, terdapat acara refleksi untuk berkumpul dan berbagi kesan-pesan selama satu tahun terakhir. Saat refleksi 7B, saya dan teman-teman sekelas bermain dan berenang bersama tetapi sayang saya mendapat luka di kaki akibat terbesit pinggir kolam yang tajam.
Setelah kenaikan kelas, saya masuk ke kelas 8E dan angkatan kami sepakat untuk menamai kelas kami berdasarkan nama website, maka saya dan teman-teman sekelas menamai kelas kami 8Elogger sedangan kelas lainnya adalah mys8Ace, face8Book, fli8Ckr, e8uDdy, dan firefoX. Pada tahun kedua ini, saya dan teman-teman seangkatan lainnya mengikuti kegiatan BIMENSI (Bina Mental Siswa) yang dipandu oleh polisi di Lido, Bogor. Saya mendapat banyak pelajaran, seperti lebih sigap dan cepat, memperkuat mental dan fisik, serta mampu bertahan di keadaan yang sulit. Hal tersebut karena disana kami harus bergerak dan berpikir cepat. Pada saat kelas 8 pula terdapat acara yang bernama ACEX/Labspart. Pada acara ini saya terpilih menjadi salah satu panitianya. Walau lelah dan letih saya tetap menjalani acara tersebut, karena pada puncak acaranya, sukses besar dan itu membuat kami selaku panitia merasa bangga. Saat itu saya merasakan bahwa kerja sama tim dan koordinasi yang baik dapat membuat sesuatu lebih baik.Saat menjelang akhir tahun, salah satu teman kami akan pindah ke Amerika, maka kami sepakat untuk menghabiskan waktu bersama di Puncak selama 2 hari 1 malam sebagai kenang-kenangan terakhirnya nanti, di sana saya dan teman-teman sekelas bertukar kesan dan pesan, bahkan hampir semua teman-teman dan saya sampai menangis. Sebelum tahun ajaran selesai, kelas kami mengadakan refleksi. Anehnya saat refleksi tidak ada yang menangis karena semua perasaan sudah ditumpahkan saat kami semua bepergian bersama di Puncak.
Setelah melewati masa-masa yang menyenangkan di kelas 8, saya memasuki jenjang kelas 9. Saya memasuki kelas 9B. Di tahun terakhir kami (angkatan 8) di SMP Labschool Kebayoran ini, terpilihlah nama angkatan untuk kami yaitu Scavolendra Talvoreight yang berarti Eight is a typical entity which figure a never ending story atau Angkatan 8 adalah tipikal kesatuan yang ceritanya tidak akan pernah berakhir. Saat-saat kelas 9 ini, pihak sekolah sangat memperhatikan nilai-nilai muridnya dan member kelas tambahan yang biasa dinamakan paket untuk menambah kemantapan persiapan menghadapi ujian, namun pihak sekolah juga memberi peluang untuk murid-muridnya refreshing dengan bepergian ke puncak dan menginap selama 2 hari 1 malam, acara ini dinamakan TO UAN. Pada saat TO UAN ini, angkatan kami mengadakan acara yang bernama Janji Angkatan, yaitu agar angkatan tetap kompak dan menjadi lebih baik. Di kelas 9 ini, saya mendapat guru fisika yang sangat atraktif bernama Pak Mustofa. Beliau sering memberi nasehat-nasehat dan motivasi salah satunya adalah slogan khasnya yaitu ‘SIAP MENTARI!’ atau Siap Mendapat Prestasi Tertinggi. Pada saat kelas 9 inipula, dibentuklah pengurus buku kenangan dan pengurus celebration day atau pesta perpisahan. Saya terpilih menjadi salah satu pengurus celebration day. Dalam perjalanan kami terutama saya untuk menempuh UAN, saya belajar dengan giat untuk mendapat nilai semaksimal mungkin dan dapat diterima di SMA Labschool Kebayoran melalui Jalur Khusus. Alhamdulillah, saya dapat masuk ke SMA Labschool Kebayoran tetapi saya agak kecewa karena nilai UN saya tidak sesuai target. Tetapi saya sadar bahwa Tuhan selalu punya rencana untuk hambaNya. Di akhir perjalanan kami sebagai seorang murid SMP, pihak sekolah memperbolehkan kami untuk mengadakan refleksi di luar Jakarta untuk melepas penat setelah bekerja keras untuk UN dan ujian lainnya, tetapi pilihannya hanya 3 yaitu Anyer, Bandung, atau Puncak. Kelas kami sepakat untuk memilih Anyer sebagai tempat refleksi. Kami mengadakan refleksi selama 2 hari 1 malam dan diisi dengan berenang dan bermain di pantai.
Ketika libur pelulusan kelas 9 selama kurang lebih 2 bulan, saya habiskan di rumah. Suatu ketika saya sedang menonton tv dan tv tersebut sedang menayangkan film Forrest Gump. Film ini menjadi salah satu film favorit saya karena penuh dengan makna dan saya mengingat salah satu perkataan Forrest Gump yang berbunyi “My Mama always said that you have to put your past behind you before you can move on”. Selain menonton tv saya juga membersihkan rumah, tetapi kadangkala saya malas dan membuat ibu saya marah. Ibu saya pernah berkata bahwa perempuan mau bagaimanapun juga harus bisa membersihkan rumah karena itu sudah kodrat wanita.
Saat SMP ada kalanya saya merasa jenuh atau malas untuk belajar, sehingga membuat nilai menurun, tetapi hal tersebut menjadi pemacu untuk menjadi lebih baik. Pada intinya, saya menganggap masa SMP salah satu fase penting dalam hidup. Saya berharap pengalaman yang saya terima selama ini semoga bisa membuat saya lebih baik kedepannya nanti.
0 comments:
Post a Comment